Tragedi di Bogor: Keponakan Habisi Nyawa Bibi Gara-Gara Percekcokan Soal Cucian Piring

Tragedi di Bogor: Keponakan Habisi Nyawa Bibi Gara-Gara Percekcokan Soal Cucian Piring

Kota Bogor, Jawa Barat, digegerkan dengan kasus pembunuhan seorang wanita paruh baya berinisial EL (58) di kediamannya di kawasan Kedungwaringin, Tanah Sareal. Ironisnya, pelaku pembunuhan tersebut adalah keponakannya sendiri, Rezky Fauzan alias Eki (28).

Peristiwa tragis ini terjadi pada Minggu (6/4) sekitar pukul 17.30 WIB. Pihak kepolisian yang menerima laporan dari warga segera melakukan investigasi dan berhasil mengamankan pelaku di lokasi kejadian pada hari yang sama. Penemuan luka-luka pada tubuh korban mengindikasikan adanya tindakan kekerasan.

Latar Belakang Keluarga yang Menyedihkan

Terungkap bahwa pelaku adalah seorang yatim piatu yang telah diasuh dan dibiayai pendidikannya oleh korban sejak usia 15 tahun. Eki, yang merupakan seorang mahasiswa di salah satu universitas di Jakarta, tinggal bersama bibinya.

Kompol Aji Riznaldi, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, menjelaskan bahwa pembunuhan ini dipicu oleh perselisihan antara pelaku dan korban. "Pelaku ini anak yatim piatu yang diurus dan dibiayai oleh tantenya. Terjadi cekcok yang berujung pada tindakan kekerasan," ujar Kompol Aji kepada wartawan pada Senin (7/4/2025).

Pemicu Pertengkaran: Masalah Sepele Cucian Piring

Menurut keterangan polisi, cekcok bermula ketika EL meminta Eki untuk mencuci piring. Eki menolak permintaan tersebut karena sudah memiliki janji untuk bertemu dengan teman-temannya.

"Awalnya, korban meminta tersangka untuk mencuci piring. Hal ini memicu percekcokan kecil," terang Aji.

Emosi Eki memuncak ketika korban secara tidak sengaja memercikkan air ke wajahnya. Eki kemudian melemparkan spons cuci piring ke arah korban dan melanjutkannya dengan pukulan bertubi-tubi ke wajah korban menggunakan tangan kosong.

"Tersangka melakukan pemukulan secara brutal dan berulang kali ke arah wajah korban, menyebabkan korban mengalami luka serius dan meninggal dunia di tempat," jelas Aji.

Pengakuan Pelaku Setelah Melakukan Pembunuhan

Setelah melakukan pembunuhan, Eki mengirim pesan kepada temannya bahwa ia tidak bisa bergabung dalam pertemuan mereka. Ia juga menceritakan perbuatannya dan mengirimkan foto tangannya yang terluka akibat memukuli korban.

Selain itu, Eki juga melaporkan kejadian tersebut kepada petugas keamanan perumahan dan mengakui perbuatannya.

"Setelah melakukan pembunuhan, pelaku memberitahukan kejadian tersebut kepada temannya dan petugas keamanan. Petugas keamanan kemudian melaporkan kejadian ini kepada ketua RT. Pelaku juga mengakui perbuatannya melalui pesan kepada teman-temannya," imbuh Aji.

Motif Pembunuhan: Merasa Terkekang

Setelah menjalani pemeriksaan bersama empat saksi lainnya, Eki ditetapkan sebagai tersangka. Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, Eki mengaku merasa kesal karena sering dikekang oleh korban.

Ia merasa sering dilarang untuk keluar rumah, yang memicu dendam yang telah lama ia pendam.

"Menurut keterangan tersangka, ia sering dilarang oleh korban sehingga merasa dibatasi dan dikekang. Hal ini juga diperkuat oleh hasil percakapan dengan teman-teman terdekatnya," ungkap Aji.

Kendati Eki mengaku tidak menggunakan alat atau senjata saat membunuh korban, pihak kepolisian masih menunggu hasil autopsi untuk memastikan jenis luka yang diderita korban. Autopsi akan menentukan apakah ada luka akibat benda tumpul atau tajam. Saat ini, Eki mendekam di sel tahanan Polresta Bogor Kota.

Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian. Pihak kepolisian masih terus melakukan pendalaman kasus dan mengungkap motif yang sebenarnya.