Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS di Tengah Kekhawatiran Ekonomi AS
Rupiah Menguat di Tengah Ketidakpastian Ekonomi AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) menunjukkan penguatan pada perdagangan pasar spot Kamis, 6 Maret 2025. Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.51 WIB, rupiah berada di level Rp 16.294 per dolar AS, menunjukan apresiasi 0,11 persen dibandingkan penutupan hari sebelumnya di Rp 16.312 per dolar AS. Penguatan ini terjadi di tengah kekhawatiran pasar akan dampak negatif kenaikan tarif ekonomi AS terhadap perekonomian domestik.
Ariston Tjendra, pengamat pasar uang, menjelaskan bahwa indeks dolar AS mengalami penurunan tajam ke area 104. Penurunan ini didorong oleh kekhawatiran pasar terhadap dampak kenaikan tarif yang berpotensi meningkatkan harga barang konsumsi dan menurunkan daya beli masyarakat Amerika. Kondisi ini dapat mengakibatkan perlambatan ekonomi AS. Prospek perlambatan ekonomi tersebut, lanjut Tjendra, membuka peluang bagi The Fed untuk kembali memangkas suku bunga acuan. Ia memprediksi rupiah berpotensi melanjutkan penguatan menuju level Rp 16.200, meskipun terdapat potensi resistensi di level Rp 16.330.
Sementara itu, berdasarkan data Kurs Tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah pada Rabu, 5 Maret 2025, berada di level Rp 16.371 per dolar AS, menunjukkan penguatan dibandingkan hari Selasa, 4 Maret 2025, yang berada di level Rp 16.443 per dolar AS. Penguatan berkelanjutan ini mencerminkan sentimen positif terhadap rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Berikut data kurs jual dan beli rupiah terhadap dolar AS di lima bank besar Indonesia pada Kamis, 6 Maret 2025:
- BRI: Jual Rp 16.318, Beli Rp 16.258
- Bank Mandiri: Jual Rp 16.300, Beli Rp 16.270
- BNI: Jual Rp 16.323, Beli Rp 16.303
- BCA: Jual Rp 16.282, Beli Rp 16.262
- CIMB Niaga: Jual Rp 16.334, Beli Rp 16.329
Perbedaan kurs jual dan beli mencerminkan spread atau selisih harga yang diterapkan oleh masing-masing bank. Data ini memberikan gambaran pergerakan nilai tukar rupiah di pasar domestik dan dapat menjadi referensi bagi pelaku ekonomi dalam melakukan transaksi valuta asing.
Kesimpulannya, penguatan rupiah pada hari ini didorong oleh sentimen negatif terhadap perekonomian AS. Namun, potensi resistensi dan fluktuasi pasar tetap perlu diwaspadai. Pemantauan terhadap perkembangan ekonomi AS dan kebijakan moneter The Fed akan sangat penting untuk menentukan arah pergerakan nilai tukar rupiah ke depan.