Grok AI: Senjata Baru Warganet X dalam Menyampaikan Kritik dan Sindiran?
Grok AI: Transformasi Chatbot Menjadi Arena Kritik Publik di X
Fenomena unik melanda platform X (dulu Twitter), di mana chatbot Grok, besutan xAI milik Elon Musk, bertransformasi menjadi medium baru bagi warganet untuk melontarkan kritik, sindiran, bahkan permintaan penjelasan terkait berbagai isu yang berkembang. Akun @grok kini dibanjiri mention dari pengguna yang memanfaatkan kecerdasan buatan ini untuk mengomentari berbagai topik, mulai dari politik, budaya pop, hingga masalah personal, dengan gaya bahasa yang beragam, mulai dari kocak hingga sarkastik.
Grok Sebagai "Alter Ego Digital"
Lebih dari sekadar chatbot, Grok kini diperlakukan sebagai "alter ego digital". Pengguna seolah menemukan wadah untuk menyuarakan pendapat yang mungkin enggan mereka sampaikan secara langsung. Grok menjadi representasi dari pikiran dan perasaan mereka, namun dengan kemampuan untuk berbicara lebih lugas, berani, atau bahkan lucu. Banyak pengguna yang kemudian menambahkan disclaimer "bukan gue yang ngomong" setelah Grok memberikan jawaban yang dianggap terlalu pedas atau kritis, menunjukkan bahwa mereka menggunakan AI ini sebagai perwakilan untuk menyampaikan opini yang mungkin kontroversial.
Template Pertanyaan yang Populer
Warganet Indonesia menciptakan berbagai template pertanyaan atau perintah untuk Grok, di antaranya:
@grok tolong jelaskan dalam konteks politik, mengapa...
@grok marahin [nama pejabat/akun]. terserah lu mau pake bahasa apa aja
@grok tolong jelaskan kenapa... (soal isu, sosok, dll)
@grok tolong roasting [akun pejabat, influencer, dll]
Fenomena ini menyerupai tren "talking to ChatGPT", namun dengan perbedaan signifikan: interaksi dengan Grok bersifat lebih publik karena dilakukan melalui mention di platform X. Hal ini menciptakan efek viralitas dan memungkinkan pengguna lain untuk ikut menyimak dan berpartisipasi dalam diskusi.
Kemampuan dan Evolusi Grok
Grok dapat diakses melalui tab menu "Grok" di X versi web dan aplikasi seluler iOS. Pengguna cukup me-mention @grok dan memberikan prompt untuk mendapatkan respons yang diinginkan. Grok diklaim lebih humoris dan cerdik dibandingkan chatbot lain karena didukung oleh model bahasa besar (LLM) yang terinspirasi dari novel The Hitchhiker’s Guide to the Galaxy dan AI "JARVIS" dari seri Iron Man.
Sejak awal peluncurannya, Grok telah mengalami beberapa peningkatan. Awalnya didukung oleh LLM Grok-1, kemudian ditingkatkan ke Grok-2, dan kini menggunakan LLM Grok-3 yang lebih canggih. Grok-3 diklaim memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menjawab soal matematika, sains, dan tugas kompleks lainnya. xAI juga menjanjikan pembaruan yang akan membuat Grok lebih netral dalam pendekatan politiknya.
Grok 3 dilatih di pusat data xAI di Memphis, Tennessee, dengan dukungan 200.000 unit GPU. Elon Musk mengklaim bahwa Grok 3 memiliki kemampuan komputasi 10 kali lebih cepat dibandingkan Grok 2.
Akses dan Harga Berlangganan
Grok 3 dapat diakses oleh pelanggan X Premium Plus atau layanan Grok di aplikasi terpisah. xAI juga menawarkan paket SuperGrok dengan harga $30 per bulan atau $300 per tahun, yang memberikan akses eksklusif ke Grok 3 serta fitur DeepSearch. Pengguna gratis tetap dapat mengakses Grok, namun dengan kuota terbatas, yaitu maksimal 10 perintah setiap dua jam dan tiga generate gambar per hari.
Fenomena penggunaan Grok sebagai wadah kritik di X menunjukkan bagaimana AI dapat digunakan secara kreatif dan tak terduga oleh masyarakat. Transformasi Grok dari sekadar chatbot menjadi alat ekspresi publik membuka ruang baru bagi diskusi dan komentar sosial di era digital.