Kontroversi Ear Candle: Efektifkah Membersihkan Telinga atau Justru Berbahaya?
Kontroversi Ear Candle: Efektifkah Membersihkan Telinga atau Justru Berbahaya?
Praktik ear candling, atau terapi lilin telinga, menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat sebagai metode alternatif untuk membersihkan telinga. Klaim yang beredar menyebutkan bahwa metode ini ampuh mengeluarkan kotoran telinga (serumen), meredakan masalah sinus, mengurangi vertigo, bahkan memberikan efek relaksasi. Namun, di balik popularitasnya, muncul pertanyaan mendasar: seberapa aman dan efektifkah metode ini?
Memahami Kotoran Telinga dan Fungsinya
Sebelum membahas lebih jauh tentang ear candling, penting untuk memahami apa itu serumen atau kotoran telinga. Menurut penjelasan medis, serumen adalah substansi alami yang diproduksi oleh kelenjar seruminosa dan sebasea di sepertiga bagian luar saluran telinga. Serumen mengandung zat asam, enzim, dan lipid yang berperan penting dalam menjaga kesehatan telinga. Fungsi utama serumen antara lain:
- Menjaga Keseimbangan pH: Zat asam dalam serumen membantu menjaga pH ideal di saluran telinga, mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.
- Pelumasan: Lipid dalam serumen melumasi kulit saluran telinga, mencegah kekeringan dan iritasi.
- Perlindungan: Enzim dalam serumen memiliki sifat antibakteri dan antijamur, melindungi telinga dari infeksi.
Dalam kondisi normal, serumen akan keluar dengan sendirinya melalui gerakan rahang saat mengunyah atau berbicara. Pembersihan rutin biasanya tidak diperlukan kecuali jika serumen menumpuk, mengeras, atau menyebabkan gangguan pendengaran.
Risiko Tersembunyi di Balik Ear Candle
Ear candling melibatkan pembakaran lilin khusus yang ditempatkan di lubang telinga. Proses pembakaran ini diklaim menciptakan efek vakum yang menarik kotoran telinga keluar. Namun, klaim ini belum didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.
Dr. Rizki Azaria, MMR., menegaskan bahwa penggunaan ear candle belum terbukti efektif secara medis dan justru berpotensi menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Beberapa risiko yang mungkin timbul akibat ear candling antara lain:
- Penyumbatan Saluran Telinga: Lelehan lilin dapat masuk ke dalam saluran telinga dan mengeras, menyebabkan penyumbatan dan gangguan pendengaran.
- Iritasi dan Luka Bakar: Panas dari lilin yang terbakar dapat menyebabkan iritasi pada kulit di sekitar telinga atau bahkan luka bakar pada saluran telinga.
- Kerusakan Gendang Telinga: Percikan api atau lelehan lilin yang panas dapat merusak gendang telinga, menyebabkan gangguan pendengaran permanen.
- Infeksi: Masuknya abu atau partikel lain ke dalam telinga dapat meningkatkan risiko infeksi.
Mengingat berbagai risiko yang mungkin timbul, para ahli kesehatan tidak merekomendasikan ear candling sebagai metode pembersihan telinga yang aman.
Alternatif Pembersihan Telinga yang Aman
Lalu, bagaimana cara membersihkan telinga yang aman dan efektif? Jika serumen terasa mengganggu, ada beberapa metode yang bisa dilakukan secara mandiri atau dengan bantuan dokter.
- Obat Tetes Telinga: Obat tetes telinga yang mengandung bahan pelunak serumen dapat membantu melunakkan kotoran telinga yang mengeras. Teteskan obat sesuai petunjuk penggunaan, biarkan beberapa saat, lalu miringkan kepala untuk mengeluarkan cairan dan serumen yang melunak.
- Baby Oil: Sebagai alternatif, baby oil juga dapat digunakan untuk melunakkan serumen. Teteskan beberapa tetes baby oil ke dalam telinga, biarkan beberapa saat, lalu miringkan kepala untuk mengeluarkan cairan.
- Irigasi Telinga: Setelah serumen melunak, telinga dapat dibilas dengan air hangat menggunakan alat suntik tanpa jarum atau alat irigasi telinga khusus. Pastikan suhu air tidak terlalu panas atau dingin. Tarik daun telinga ke belakang untuk meluruskan saluran telinga saat melakukan irigasi.
Penting untuk diingat bahwa pembersihan telinga secara mandiri harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak melukai bagian dalam telinga. Jika Anda mengalami gejala seperti penurunan pendengaran, nyeri telinga, atau telinga berdenging, segera konsultasikan dengan dokter spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Pemeriksaan rutin ke dokter THT setiap enam bulan sekali juga disarankan untuk menjaga kesehatan telinga secara optimal.