Tragedi Raffa Residence: Hujan Deras Picu Amblesnya Rumah Warga Sawangan, Keluarga Selamat dalam Evakuasi Dramatis
Hujan deras yang mengguyur Kota Depok pada Minggu (6/4/2025) telah menyebabkan dampak yang signifikan bagi warga Perumahan Raffa Residence 5, Pasir Putih, Sawangan. Sebuah rumah di Blok G Nomor 4, yang dihuni oleh Irfan (32) beserta istri dan empat anaknya, ambruk akibat pergerakan tanah yang dipicu oleh curah hujan tinggi.
Kronologi Kejadian
Irfan, yang sedang bekerja saat kejadian, menerima telepon dari istrinya yang mengabarkan kondisi rumah yang terendam banjir. Air dari dataran tinggi perumahan mengalir deras ke selokan depan rumah, membawa serta endapan tanah merah yang menyumbat saluran air dan menyebabkan banjir meluap dengan cepat. Meski banjir bukan hal baru bagi keluarga Irfan, namun kali ini situasinya jauh lebih parah dari perkiraan.
Setibanya di rumah, Irfan menyaksikan tanah di ruang tamu ambles hanya dalam hitungan menit. Perabotan rumah tangga, termasuk kulkas, ikut miring karena fondasi yang tidak stabil. Naluri seorang ayah dan kepala keluarga mendorong Irfan untuk segera bertindak. Ia merasakan firasat buruk dan melihat tanda-tanda pergerakan tanah di bagian samping rumah.
Evakuasi Dramatis
Tanpa ragu, Irfan memerintahkan istri dan anak-anaknya untuk segera keluar rumah. Mereka bahkan tidak sempat memakai alas kaki karena prioritas utama adalah menyelamatkan diri. Beberapa saat setelah mereka berhasil mencapai depan pagar, seluruh bangunan rumah ambruk.
"Jadi belum ada yang sempat pakai sendal semuanya. Itu saya utamain yang penting keluar dulu (dari rumah). Jadi belum sempat keluar full dari rumah, itu baru sampai di (depan) teras, sudah langsung turun semua (bangunan)," ujar Irfan, menggambarkan betapa cepatnya kejadian tersebut berlangsung.
Kerugian dan Rasa Syukur
Teras dan satu kamar tidur menjadi satu-satunya bagian rumah yang tersisa. Dapur, kamar mandi, ruang tamu, dan kamar belakang hancur menjadi puing-puing. Irfan memperkirakan kerugian materi yang dialaminya mencapai Rp 20-30 juta, mengingat rumah tersebut hanya berstatus kontrakan. Televisi dan kulkas, dua barang elektronik yang penting bagi keluarga, juga ikut rusak.
Namun, bagi Irfan, keselamatan keluarganya adalah hal yang paling utama. Ia merasa bersyukur karena berhasil mengeluarkan istri dan anak-anaknya dari rumah sebelum ambruk. Kini, Irfan dan keluarganya mengungsi ke rumah saudara, membawa serta harta yang paling berharga: keselamatan dan kebersamaan.
Harapan di Tengah Kesulitan
Irfan kini berusaha untuk bangkit kembali, meski rumah dan sebagian besar barang-barangnya telah hilang. Kisah Irfan dan keluarganya menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap bencana alam dan solidaritas antar sesama. Semoga Irfan dan keluarga segera mendapatkan bantuan dan mampu membangun kembali kehidupan mereka.
Dampak Lingkungan dan Antisipasi
Kejadian ini menyoroti dampak pembangunan perumahan di daerah resapan air. Perubahan tata ruang dan kurangnya drainase yang memadai dapat meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor, terutama saat musim hujan. Pemerintah daerah dan pengembang perumahan perlu bekerja sama untuk memastikan pembangunan dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan dan keselamatan warga. Perbaikan sistem drainase, penanaman pohon, dan pembangunan dinding penahan tanah dapat menjadi solusi untuk mengurangi risiko bencana serupa di masa depan.
Pesan Solidaritas
Kisah Irfan dan keluarganya menyentuh hati banyak orang. Bantuan dan dukungan mengalir dari berbagai pihak, termasuk tetangga, relawan, dan pemerintah daerah. Semangat gotong royong dan kepedulian terhadap sesama menjadi kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan. Semoga Irfan dan keluarga diberikan ketabahan dan kemudahan dalam menghadapi cobaan ini. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua tentang pentingnya menjaga lingkungan dan saling membantu di saat-saat sulit.