Prabowo Subianto Jawab Tudingan Anti-Pers Lewat Wawancara Eksklusif dengan Tujuh Jurnalis Senior

Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini menggelar sesi wawancara eksklusif dengan tujuh jurnalis senior dari berbagai media nasional. Langkah ini dipandang sebagai upaya konkret untuk menepis narasi negatif yang selama ini beredar, yang menudingnya anti terhadap kebebasan pers dan kemajuan demokrasi.

Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menyatakan bahwa inisiatif Prabowo ini secara efektif membungkam pihak-pihak yang mencoba menciptakan polarisasi antara presiden dan insan pers. "Harapan para penyebar hoaks dan fitnah untuk membenturkan Presiden Prabowo dengan pers Indonesia telah pupus," ujarnya, Senin (7/4/2025).

Herzaky menekankan bahwa kesediaan Prabowo untuk menjawab pertanyaan langsung dari tujuh jurnalis senior terkemuka secara terbuka dan transparan merupakan bukti nyata komitmennya terhadap demokrasi. Pertanyaan yang diajukan pun beragam, mencakup isu-isu penting dan sensitif, mulai dari revisi Undang-Undang TNI hingga fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Semua jawaban yang diberikan bersifat on the record dan dapat dikutip secara bebas oleh media.

"Upaya sistematis untuk membangun narasi bahwa Presiden Prabowo anti-demokrasi dan anti-pers telah gagal total. Pertemuan dengan perwakilan tujuh grup media massa besar ini membuktikan sebaliknya. Beliau dengan lugas dan terbuka menjawab semua pertanyaan, dan publik dapat mengakses informasi tersebut secara langsung," tegas Herzaky.

Lebih lanjut, Herzaky menjelaskan bahwa wawancara ini mencerminkan komitmen Prabowo terhadap transparansi dan akuntabilitas dalam menjalankan pemerintahan. Ia juga menggarisbawahi bahwa Prabowo selalu terbuka terhadap kritik dan aspirasi yang berkembang di masyarakat. "Pertemuan ini mengirimkan pesan yang jelas kepada seluruh jajaran pemerintahan, hingga level terbawah: siapa pun yang mencoba menghalangi pers dalam menjalankan tugasnya, berarti berhadapan langsung dengan Presiden Prabowo," tambahnya.

Herzaky berharap bahwa keteladanan Prabowo dalam menjalin komunikasi yang terbuka dengan media akan diikuti oleh seluruh anggota Kabinet Merah Putih dan jajaran pemerintah di tingkat daerah. Ia menekankan pentingnya bagi para pejabat publik untuk tidak hanya bekerja keras, tetapi juga secara proaktif mengkomunikasikan hasil kerja mereka kepada masyarakat.

"Transparansi, keterbukaan, dan akuntabilitas adalah kunci. Dengan demikian, ruang gerak bagi para pembuat hoaks dan fitnah akan semakin terbatas," pungkas Herzaky.

Wawancara bersejarah ini berlangsung di kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (6/4). Tujuh jurnalis senior yang hadir adalah tokoh-tokoh penting di dunia media:

  • Lalu Mara Satriawangsa (Pemimpin Redaksi tvOne)
  • Uni Lubis (Pemimpin Redaksi IDN Times)
  • Najwa Shihab (Founder Narasi)
  • Alfito Deannova Gintings (Pemimpin Redaksi Detikcom)
  • Retno Pinasti (Pemimpin Redaksi SCTV-Indosiar)
  • Sutta Dharmasaputra (Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Harian Kompas)

Keberadaan tokoh-tokoh pers senior ini menunjukkan keseriusan Prabowo dalam membuka diri terhadap pertanyaan kritis dan memberikan klarifikasi terkait berbagai isu penting yang dihadapi bangsa.