Presiden Prabowo Klaim Pelopor Supremasi Sipil di Tubuh TNI

Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini menyampaikan pernyataan penting mengenai peranannya dalam mendorong supremasi sipil di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dalam sebuah wawancara eksklusif di kediamannya di Hambalang, Bogor, Prabowo mengklaim sebagai tokoh pertama di internal TNI yang secara aktif memperjuangkan konsep civilian supremacy. Klaim ini muncul di tengah perdebatan publik mengenai revisi Undang-Undang (UU) TNI, yang menimbulkan kekhawatiran akan kebangkitan kembali dwifungsi ABRI seperti era Orde Baru.

Prabowo menepis kekhawatiran tersebut dengan menegaskan bahwa justru dirinya dan para pemimpin TNI lainnya yang telah membawa para prajurit kembali ke barak setelah reformasi bergulir. "Yang bawa kembali ke TNI (barak) itu siapa? Pemimpin-pemimpin TNI sendiri. Ya, kita sadar waktu itu," ujarnya, menyebut nama-nama seperti Wiranto, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Agus Wirahadikusumah sebagai tokoh-tokoh yang turut berperan dalam proses tersebut. Langkah ini, menurut Prabowo, merupakan wujud nyata dukungan TNI terhadap supremasi sipil.

"Saya tunduk dan saya buktikan bahwa saya tunduk kepada pemimpin sipil," tegas Prabowo, mengenang saat dirinya diberhentikan dari jabatannya oleh Presiden B.J. Habibie. "Siap, padahal saya pegang pasukan terbanyak," imbuhnya.

Sebagai seorang purnawirawan TNI dengan jabatan terakhir sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Prabowo memahami betul pentingnya menjaga kepercayaan publik terhadap TNI. Ia menilai bahwa kepercayaan yang tinggi ini didasarkan pada peran aktif TNI dalam membantu penanggulangan bencana alam dan mendukung Polri dalam pengamanan berbagai acara nasional, seperti arus mudik dan balik Lebaran, Natal, dan Tahun Baru.

Menanggapi revisi UU TNI, Prabowo menjelaskan bahwa fokus utama perubahan tersebut adalah penambahan usia pensiun perwira tinggi TNI. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk memperbaiki organisasi dan memberikan waktu yang cukup bagi para pemimpin puncak TNI untuk menyempurnakan kinerja institusi. Prabowo menyoroti bahwa selama ini, banyak perwira tinggi dengan pangkat bintang empat yang hanya memiliki masa jabatan singkat, sehingga tidak memiliki kesempatan yang memadai untuk melakukan perubahan yang signifikan.

Lebih lanjut, Prabowo menekankan bahwa TNI akan terus berbenah diri dan menyadari bahwa setiap lembaga atau organisasi memiliki kekurangan. Ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut. "Meskipun ada kekurangan, ada unsur-unsur ya semua lembaga kita ada hal yang tidak baik. Ini tanggung jawab kita bersama. Mari kita perbaiki," ujarnya.

Di akhir pernyataannya, Prabowo memberikan peringatan tegas kepada seluruh jajaran TNI dan Polri untuk membersihkan diri dari praktik-praktik yang tidak baik. "Saya tegas terus di TNI Polri, beresin bersihkan diri kalian sebelum nanti saya ambil tindakan atas nama pemegang mandatoris rakyat," pungkasnya.

Pernyataan Prabowo ini menjadi sorotan penting dalam diskursus mengenai hubungan sipil-militer di Indonesia. Klaimnya sebagai pelopor supremasi sipil di TNI dapat memicu perdebatan dan analisis lebih lanjut mengenai sejarah dan dinamika internal TNI dalam merespons perubahan politik dan sosial di tanah air. Revisi UU TNI juga menjadi isu krusial yang membutuhkan pembahasan mendalam dan transparan untuk memastikan bahwa perubahan yang dilakukan benar-benar bertujuan untuk memperkuat TNI sebagai alat pertahanan negara yang profesional dan akuntabel, serta tetap berada di bawah kendali sipil yang kuat.

Daftar Poin Penting

  • Prabowo Subianto mengklaim sebagai pelopor supremasi sipil di TNI.
  • Pernyataan ini muncul di tengah perdebatan revisi UU TNI.
  • Prabowo menepis kekhawatiran akan kebangkitan dwifungsi ABRI.
  • Ia menegaskan bahwa TNI telah kembali ke barak atas inisiatif para pemimpin TNI.
  • Revisi UU TNI fokus pada penambahan usia pensiun perwira tinggi.
  • Tujuannya adalah memperbaiki organisasi dan memberikan waktu yang cukup bagi para pemimpin untuk melakukan perubahan.
  • Prabowo menekankan pentingnya menjaga kepercayaan publik terhadap TNI.
  • Ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama memperbaiki kekurangan-kekurangan di TNI dan Polri.
  • Prabowo memberikan peringatan tegas kepada seluruh jajaran TNI dan Polri untuk membersihkan diri dari praktik-praktik yang tidak baik.