IHSG Terjun Bebas, BEI Hentikan Sementara Perdagangan Saham

Kepanikan Pasar: IHSG Anjlok Lebih dari 9%, BEI Lakukan Trading Halt

Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah drastis dengan menghentikan sementara perdagangan saham (trading halt) pada pukul 09:00:00 JATS, Selasa (8/4/2025), setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap gejolak pasar yang dipicu oleh sentimen negatif pasca libur Lebaran.

Kautsar Primadi Nurahmad, Sekretaris Perusahaan BEI, menjelaskan bahwa trading halt dilakukan setelah IHSG merosot lebih dari 8%. Langkah ini bertujuan untuk menenangkan pasar dan mencegah kepanikan yang lebih luas. Perdagangan kembali dibuka pada pukul 09:30:00 JATS, tanpa perubahan jadwal perdagangan.

"Tindakan ini dilakukan karena terdapat penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 8 persen," kata Kautsar dalam keterangan resminya.

BEI menekankan bahwa tindakan ini sesuai dengan Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dan Surat Keputusan Direksi BEI nomor Kep-00002/BEI/04-2025, yang mengatur agar perdagangan saham berjalan teratur, wajar, dan efisien. Upaya ini dilakukan untuk menjaga stabilitas pasar modal di tengah volatilitas yang tinggi.

Pada awal perdagangan, IHSG langsung terperosok ke zona merah. Data dari RTI menunjukkan bahwa pada pukul 09.01 WIB, IHSG berada di level 5.912, atau turun 598,55 poin (9,19 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya di 6.510. Kondisi ini mencerminkan sentimen negatif yang kuat di kalangan investor.

Dari seluruh saham yang diperdagangkan, hanya 9 saham yang berhasil mencatatkan kenaikan, sementara 552 saham mengalami penurunan. Sebanyak 65 saham lainnya stagnan. Nilai transaksi yang tercatat mencapai Rp 1,92 triliun dengan volume 1,59 miliar saham.

Penurunan tajam IHSG ini juga bersamaan dengan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS di pasar spot. Kombinasi antara pelemahan Rupiah dan penurunan IHSG semakin memperburuk sentimen pasar. Analis pasar menilai bahwa beberapa faktor menjadi penyebab utama anjloknya IHSG, diantaranya:

  • Kekhawatiran Inflasi: Data inflasi terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya kenaikan harga beberapa komoditas pasca Lebaran.
  • Sentimen Global: Ketidakpastian ekonomi global, terutama terkait dengan kebijakan moneter negara-negara maju, turut memengaruhi pasar saham Indonesia.
  • Aksi Profit Taking: Setelah mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa waktu terakhir, beberapa investor memutuskan untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking) yang memicu tekanan jual.

BEI akan terus memantau perkembangan pasar dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas dan kepercayaan investor. Para investor diimbau untuk tetap tenang dan berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi, serta selalu mempertimbangkan faktor fundamental perusahaan dan kondisi pasar secara keseluruhan.