IHSG Anjlok Lebih dari 9 Persen di Awal Perdagangan Pasca Libur Lebaran, BEI Lakukan Trading Halt

Sentimen Negatif Global Picu Koreksi Tajam IHSG Usai Libur Panjang

Jakarta, [Tanggal] - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan pasca libur Lebaran 2025 dengan koreksi tajam, memicu pemberlakuan trading halt oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada pukul 09.01 WIB, IHSG berada di level 5.912, menunjukkan penurunan sebesar 598,55 poin atau 9,19 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di 6.510.

Penurunan signifikan ini memaksa BEI untuk menghentikan sementara perdagangan selama 30 menit, sesuai dengan aturan baru yang berlaku jika IHSG turun lebih dari 8 persen. Kondisi pasar menunjukkan tekanan jual yang kuat, dengan hanya 9 saham yang bergerak di zona hijau, sementara 552 saham mengalami penurunan dan 65 saham stagnan.

Nilai transaksi pada saat trading halt mencapai Rp 1,92 triliun dengan volume 1,59 miliar saham. Pelemahan IHSG ini terjadi bersamaan dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot.

Faktor-Faktor Pemicu Pelemahan

Menurut Maximilianus Nico Demus dari Pilarmas Investindo Sekuritas, sentimen negatif global menjadi pemicu utama koreksi IHSG. Kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump telah menyebabkan penurunan pasar global hingga 9,5 triliun dollar AS. Indeks saham AS sendiri telah turun hingga 20 persen dari titik tertinggi sejak Februari 2025. Indeks Hang Seng dan Nikkei juga mengalami penurunan signifikan pada hari sebelumnya.

"Negosiasi yang dilakukan AS dengan lebih dari 50 negara diperkirakan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mencapai titik penyesuaian dan kesepakatan," ujar Nico.

Secara teknikal, Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan IHSG berpotensi mengalami pelemahan terbatas dengan support dan resistance di level 6.200–6.570.

Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, memiliki pandangan yang sedikit berbeda. Ia memperkirakan IHSG dapat melanjutkan tren kenaikannya dan berpotensi mencapai 6.600-6.660 jika berhasil menembus resisten di level 6.557.

"Peluang pembalikan tren jangka menengah akan semakin besar jika IHSG bisa melewati resisten fraktal pada chart harian yaitu di 6.707," jelas Ivan. Ia juga menyebutkan level support IHSG berada di 6.220, 6.071, dan 5.947, sementara level resistennya di 6.557, 6.663, dan 6.772. Indikator MACD menunjukkan sinyal golden cross.

Kondisi Bursa Regional dan Rupiah

Pergerakan bursa saham kawasan Asia juga bervariasi. Strait Times turun 2,46 persen, Shanghai Composite turun 0,15 persen, sementara Nikkei 225 naik 6,57 persen dan Hang Seng naik 1,83 persen.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mengalami pelemahan. Data Bloomberg menunjukkan rupiah berada pada level Rp 16.852,5 per dollar AS, melemah 31 poin atau 0,18 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menilai bahwa sebagian pasar saham Asia pagi ini terlihat rebound, menunjukkan adanya aksi beli saat harga turun. Sentimen ini dapat menahan pelemahan rupiah. Namun, pasar keuangan Indonesia yang baru buka setelah libur Lebaran mungkin merespons negatif terhadap berita-berita selama libur, terutama terkait pengumuman tarif impor baru AS yang memicu balasan dari beberapa negara.

"Terlepas dari aksi buy on dip pasar hari ini yang bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko, pasar masih rentan tertekan pekan ini karena isu perang tarif masih bergulir dan pasar menunggu hasil negosiasi tarif beberapa negara," pungkas Ariston.