Gelombang Kebaikan Sentuh Pelayan Senior, Restoran Tegas Berantas Pelanggan Tak Sopan: Rangkuman Berita Viral

Kisah Inspiratif: Donasi Pensiun untuk Pelayan Lansia

Kisah mengharukan datang dari dunia kuliner. Seorang pelayan restoran berusia 81 tahun, Betty, mendadak menjadi perbincangan hangat di dunia maya setelah seorang pelanggan tergerak hatinya oleh kegigihannya dalam bekerja. Tamie Konzier, nama pelanggan tersebut, melihat Betty melayani dengan penuh semangat di restoran 7Days tempat ia dan anaknya makan. Terinspirasi oleh dedikasi Betty, Konzier menginisiasi penggalangan dana secara daring dengan tujuan memberikan dana pensiun yang layak bagi sang pelayan senior.

Tak disangka, inisiatif Konzier mendapat sambutan luar biasa dari warganet. Dalam waktu singkat, terkumpul donasi sebesar Rp 5,5 miliar. Jumlah yang fantastis ini tentu saja menjadi angin segar bagi Betty, yang selama ini harus bekerja keras di usia senjanya. Donasi ini diharapkan dapat memberikan Betty kesempatan untuk menikmati masa pensiun dengan tenang dan nyaman, tanpa harus memikirkan beban finansial.

Kontroversi Kuliner: Penggunaan Istilah 'Wagyu' yang Menyesatkan

Di sisi lain, dunia kuliner juga diwarnai dengan isu yang cukup meresahkan, yaitu praktik penggunaan istilah 'wagyu' yang tidak sesuai dengan standar. Banyak restoran, terutama restoran steak, yang menawarkan menu 'wagyu' namun ternyata menggunakan daging meltique, yaitu daging berkualitas rendah yang dicampur dengan minyak kanola. Praktik ini ditemukan di beberapa restoran di Malaysia, di mana daging meltique ini dijual dengan harga yang sama tingginya dengan wagyu asli.

Hal ini tentu saja merugikan konsumen yang tidak menyadari perbedaan antara wagyu asli dan daging meltique. Wagyu sendiri merupakan daging sapi berkualitas tinggi asal Jepang yang memiliki ciri khas marbling yang sempurna dan rasa yang kaya. Penggunaan istilah 'wagyu' secara sembarangan tidak hanya menyesatkan konsumen, tetapi juga merusak reputasi wagyu sebagai produk premium.

Ketegasan Restoran: Memberantas Perilaku Arogan Pelanggan

Berita viral lainnya datang dari sebuah restoran iga di Jakarta yang mengambil tindakan tegas terhadap pelanggan yang bersikap arogan. Pemilik restoran, Edo Prakoso, mengunggah video di media sosial yang menjelaskan bahwa pihaknya melakukan blacklist terhadap seorang pelanggan yang telah melakukan body shaming dan bertindak tidak sopan terhadap pelayan.

Kejadian bermula ketika pelanggan tersebut memesan sop iga Thailand dan komplain karena merasa sop tersebut kurang panas. Meskipun sudah memakan setengah porsi, pelanggan tersebut menuntut penggantian. Ketika pelayan menawarkan untuk memanaskan kembali sop iga, pelanggan tersebut justru marah dan bersikap arogan, bahkan melakukan body shaming terhadap pelayan. Tindakan tegas yang diambil oleh restoran ini mendapat apresiasi dari banyak warganet yang mendukung upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi para pekerja di industri jasa.

Ringkasan:

  • Donasi Rp 5,5 Miliar untuk Pelayan Lansia
  • Praktik Penggunaan Istilah "Wagyu" yang Menyesatkan
  • Tindakan Tegas Restoran terhadap Pelanggan Arogan