Wabah Antraks Hantui Gunungkidul: Puluhan Ternak Mati Mendadak, Penanganan Intensif Digelar

Gunungkidul, Yogyakarta – Kabar duka menyelimuti para peternak di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan merebaknya dugaan wabah antraks yang telah merenggut nyawa puluhan hewan ternak selama bulan Februari dan Maret 2025.

Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, kasus kematian ternak ini terpusat di dua wilayah, yaitu Kalurahan Tileng, Girisubo, dan Bohol, Kapanewon Rongkop. "Tercatat sekitar 20 ekor ternak mati di dua lokasi tersebut dalam kurun waktu dua bulan terakhir," ungkap Wibawanti kepada awak media di Bangsal Sewoko Projo, Wonosari, Selasa (8/4/2025).

DPKH Gunungkidul telah mengambil langkah-langkah investigasi dengan melakukan uji sampel laboratorium. Namun, tidak semua bangkai ternak yang mati mendadak dapat diperiksa secara menyeluruh. Hal ini disebabkan karena ternak yang menunjukkan gejala klinis mengarah kuat pada antraks langsung dikategorikan sebagai kasus antraks tanpa melalui pemeriksaan laboratorium lebih lanjut.

Salah satu tantangan utama dalam pengendalian wabah ini adalah praktik penjualan daging dari ternak yang sakit atau mati mendadak. Wibawanti mengakui bahwa banyak peternak yang memilih untuk menyembelih dan menjual ternak mereka karena khawatir akan kerugian yang lebih besar jika ternak mati dengan sendirinya dan tidak laku dijual. "Baik sapi maupun kambing yang mati mendadak, seringkali dipotong dan dijual sebelum benar-benar mati," jelasnya.

Guna mengatasi situasi darurat ini, DPKH Gunungkidul telah menerjunkan 19 tim pengobatan untuk memberikan penanganan intensif kepada ternak yang terindikasi terinfeksi antraks. Pengobatan dengan antibiotik telah dilakukan secara massal, dan direncanakan vaksinasi massal di wilayah-wilayah yang tergolong zona merah dan kuning pada minggu mendatang. Jumlah ternak yang akan divaksinasi saat ini masih dalam tahap perhitungan.

Lebih lanjut, Wibawanti mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menggodok program penggantian ternak yang mati akibat antraks. Program ini akan diusulkan sebagai bagian dari program 100 hari kerja Bupati Gunungkidul. Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menegaskan komitmennya untuk menjadikan penanganan antraks sebagai salah satu program prioritas pemerintah daerah. "Saya memberikan tugas kepada dinas terkait untuk mempublikasikan secara luas informasi mengenai penanganan program prioritas ini kepada masyarakat," tegasnya.

Diharapkan dengan serangkaian langkah yang telah dan akan diambil oleh DPKH Gunungkidul dan pemerintah daerah, penyebaran wabah antraks dapat segera dikendalikan, serta kesehatan dan kesejahteraan para peternak di Gunungkidul dapat kembali pulih.

Langkah-langkah Penanganan Antraks di Gunungkidul:

  • Pemeriksaan sampel laboratorium terhadap ternak yang mati mendadak.
  • Pengobatan dengan antibiotik bagi ternak yang terindikasi terinfeksi antraks.
  • Vaksinasi massal di wilayah zona merah dan kuning.
  • Program penggantian ternak yang mati akibat antraks.
  • Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai antraks dan cara pencegahannya.

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya para peternak, untuk segera melaporkan kepada petugas terkait apabila menemukan adanya hewan ternak yang menunjukkan gejala-gejala antraks, seperti demam tinggi, pembengkakan di area leher dan perut, serta kematian mendadak. Kerjasama dan partisipasi aktif dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya pengendalian wabah antraks ini.