Aroma Tak Sedap di Malioboro Dikeluhkan Wisatawan, Pemkot Yogyakarta Ambil Tindakan
Keluhan Aroma Pesing di Malioboro Mencuat di Media Sosial
Libur Lebaran 2025 diwarnai keluhan dari sejumlah wisatawan terkait aroma tidak sedap yang tercium di kawasan Jalan Malioboro, Yogyakarta. Keluhan tersebut ramai diperbincangkan di media sosial, memicu respons dari Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta.
Respons Pemkot Yogyakarta
Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Ekwanto, menjelaskan bahwa sumber aroma tidak sedap tersebut kemungkinan besar berasal dari aktivitas kuda andong yang banyak beroperasi di kawasan Malioboro.
"Aroma pesing di dekat tempat peristirahatan kuda kemungkinan besar berasal dari andong. Namun, kami telah menerapkan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang mewajibkan kusir andong untuk segera menyiram air kencing kuda," ujar Ekwanto.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan para kusir andong untuk menggunakan pewangi guna meminimalisir aroma tidak sedap.
"Kami bahkan meminta mereka untuk menyemprotkan parfum," imbuhnya.
Ekwanto juga menegaskan bahwa terdapat SOP ketat yang harus dipatuhi oleh seluruh kusir andong, termasuk kewajiban mengenakan pakaian tradisional Yogyakarta.
Sanksi Tegas Bagi Pelanggar
Selain itu, kebersihan juga menjadi perhatian utama. Jika kuda buang air besar di jalan dan kotorannya terjatuh, kusir lain yang sedang beristirahat wajib membersihkannya. Hal ini untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan kawasan Malioboro.
"Tidak mungkin seorang kusir menghentikan laju andongnya di tengah jalan saat membawa penumpang hanya untuk membersihkan kotoran kuda," jelas Ekwanto.
Ekwanto menegaskan bahwa SOP tersebut telah lama diberlakukan, dan sanksi tegas akan diberikan kepada kusir andong yang melanggar. Sanksi tersebut berupa larangan beroperasi di Jalan Malioboro.
"Sanksinya berupa larangan melintas di Malioboro, bahkan mungkin selamanya," tegasnya.
Faktor Lain dan Evaluasi Mendatang
Ekwanto juga tidak menutup kemungkinan bahwa sumber aroma tidak sedap bisa berasal dari faktor lain, seperti perilaku wisatawan atau pengunjung Malioboro, termasuk orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
"Kemungkinan ada juga dari orang-orang dengan kondisi tertentu, seperti ODGJ," katanya.
Untuk mengatasi masalah ini, Pemkot Yogyakarta berencana melakukan evaluasi menyeluruh terkait keluhan aroma pesing di Malioboro.
"Penyemprotan disinfektan sudah rutin dilakukan dua kali seminggu. Kami akan memfokuskan penyemprotan di area yang terindikasi menjadi sumber aroma tidak sedap, seperti sekitar Ramai Mal," ujar Ekwanto.
Keluhan Pengunjung
Salah seorang pengunjung Malioboro, Dwi, juga mengeluhkan hal serupa. Ia mencium aroma pesing di sekitar simpang empat Pajeksan.
"Aroma tersebut tercium di sekitar Simpang empat Pajeksan, dan di depan Ramai Mal yang berada di pinggir jalan," ungkapnya.
Pemkot Yogyakarta berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kebersihan dan kenyamanan kawasan Malioboro, sehingga para wisatawan dapat menikmati liburan dengan nyaman dan menyenangkan.