Banjir Rumbai Pekanbaru: Evakuasi Paksa Warga Terdampak Ancaman Buaya dan Bantuan Pemerintah Ditingkatkan
Banjir Rumbai Pekanbaru: Evakuasi Paksa dan Upaya Penyelamatan Warga
Banjir yang melanda Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Riau, memasuki hari keempat pada Kamis (6/3/2025), akibat meluapnya Sungai Siak. Ribuan kepala keluarga terdampak, dengan kondisi sebagian besar warga masih bertahan di rumah masing-masing meskipun genangan air telah merendam permukiman mereka. Kondisi ini memaksa pemerintah setempat untuk mengambil langkah-langkah tegas guna memastikan keselamatan warga. Pantauan di lapangan menunjukkan aktivitas warga yang tetap berjalan, meskipun harus menerjang genangan air dengan berjalan kaki atau menggunakan pelampung. Anak-anak bahkan terlihat bermain di genangan air yang mengkhawatirkan dari sisi keamanan dan kesehatan.
Walikota Pekanbaru, Agung Nugroho, langsung terjun ke lokasi bencana pada Rabu (5/3/2025) malam, di tengah hujan deras, untuk melakukan pemantauan dan penyaluran bantuan. Keprihatinan mendalam terlihat dari pernyataan beliau terkait masih banyaknya warga yang enggan mengungsi. Faktor utama yang disebutkan adalah kekhawatiran kehilangan harta benda dan kebingungan mencari tempat pengungsian yang aman dan layak. "Banyak warga yang masih bertahan di rumah, takut kehilangan barang-barang, dan bingung mau mengungsi ke mana," ungkap Agung. Oleh karena itu, pemerintah kota tengah mengupayakan percepatan evakuasi, terutama bagi warga yang rumahnya terendam parah. Lebih lanjut, Agung menyampaikan tindakan tegas yang diambil oleh tim penyelamat. "Di daerah pinggir Sungai Siak ada buaya, maka warga yang menolak dievakuasi terpaksa kami paksa keluar untuk menghindari korban jiwa," tegasnya. Upaya ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melindungi nyawa warganya, meski tindakan ini penuh tantangan dan kompleksitas.
Bantuan Pemerintah dan Strategi Penanganan Bencana
Jumlah kepala keluarga yang terdampak banjir di Kecamatan Rumbai mencapai 2.800 KK. Sebagai respon cepat, Pemerintah Kota Pekanbaru memprioritaskan bantuan kesehatan dan makanan. Petugas puskesmas rutin melakukan pemeriksaan kesehatan keliling setiap pagi, dengan fokus pada bayi, lansia, dan anak-anak. Upaya ini sangat krusial mengingat tingginya risiko penyakit yang muncul pasca-banjir. Selain itu, distribusi makanan juga terus dijalankan secara masif. "Setiap hari kami menyediakan 7.000 bungkus nasi untuk berbuka puasa dan sahur," ujar Agung. Jumlah tersebut menunjukkan skala besarnya bantuan yang disalurkan dan komitmen pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak.
Langkah-langkah strategis yang dilakukan pemerintah kota dalam penanganan bencana banjir ini menunjukkan respon cepat dan terukur. Namun, dibutuhkan kerjasama yang lebih intensif antara pemerintah dan warga untuk meminimalkan dampak bencana serta memastikan keselamatan seluruh warga Rumbai. Perlu pula evaluasi menyeluruh terkait sistem peringatan dini bencana dan infrastruktur penanggulangan banjir untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Data kunci: * 2.800 KK terdampak banjir * Evakuasi paksa karena ancaman buaya * Bantuan 7.000 bungkus nasi per hari * Pemeriksaan kesehatan rutin oleh petugas puskesmas