Polisi Surabaya Ungkap Kasus Pembunuhan Lansia di Darmo: Motif Sakit Hati Didalami
Pengungkapan Kasus Pembunuhan di Surabaya: Polisi Amankan Terduga Pelaku
Surabaya digegerkan dengan kasus pembunuhan seorang pria lanjut usia (lansia) berinisial MS (64) yang ditemukan di tepi Jalan Raya Darmo Permai, Sonokwijenan, Sukomanunggal. Tim gabungan dari Polrestabes Surabaya bergerak cepat dan berhasil mengamankan seorang terduga pelaku berinisial AUO terkait kasus tersebut.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Aris Purwanto, membenarkan penangkapan tersebut. "Iya, pelaku pembunuhan MS sudah kami amankan," ujarnya singkat melalui pesan singkat.
Motif Pembunuhan Diduga Sakit Hati
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, motif pembunuhan diduga kuat karena sakit hati. Namun, AKBP Aris Purwanto enggan memberikan detail lebih lanjut mengenai identitas pelaku maupun alasan sakit hati yang melatarbelakangi tindakan keji tersebut. Pihaknya berjanji akan mengungkap seluruh detail kasus ini dalam konferensi pers yang akan digelar dalam waktu dekat.
"Motifnya sakit hati. Nanti detailnya kami sampaikan saat rilis," tegasnya.
Penemuan Jenazah Korban
Sebelumnya, Kapolsek Sukomanunggal, Zainur Rofiq, menjelaskan bahwa pihaknya menerima informasi mengenai penemuan jenazah MS dari Command Center 112 Surabaya. Setelah menerima laporan, petugas kepolisian segera mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Tim Inafis Polrestabes Surabaya yang tiba di lokasi segera melakukan identifikasi terhadap jenazah korban. Dari hasil pemeriksaan awal, ditemukan luka di bagian kepala belakang yang menimbulkan kecurigaan.
"Kami ketika pemeriksaan di situ ada luka di bagian kepala belakang. Akhirnya kami melaksanakan koordinasi dengan Polrestabes Surabaya bahwa itu kematian (korban) tidak wajar," jelas Zainur Rofiq.
Identitas Korban Terungkap Melalui Ponsel
Pada saat penemuan jenazah, tidak ditemukan identitas apapun yang melekat pada diri korban. Petugas hanya menemukan sebuah ponsel, jam tangan, sepasang sandal, dan uang tunai sebesar Rp 70 ribu.
"Itu (identitas) enggak ada, handphone yang ada, akhirnya kita tahu nama (korban) setelah kami telepon keluarganya. Ada handphone, jam tangan masih melekat, sandal, uang Rp 70 ribu," ungkapnya.
Jenazah MS kemudian dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk dilakukan autopsi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban dan mengungkap fakta-fakta lain yang mungkin terlewatkan.
Penyelidikan Lanjutan oleh Polrestabes Surabaya
Karena adanya kejanggalan dalam kematian MS, kasus ini kemudian diambil alih oleh Polrestabes Surabaya untuk penyelidikan lebih lanjut. Polisi saat ini tengah mengumpulkan barang bukti dan keterangan saksi-saksi untuk mengungkap secara tuntas kasus pembunuhan ini.
"Masih lidik, diambil alih Polrestabes karena ada kejanggalan, matinya enggak wajar, akhirnya diambil Polrestabes. Sekarang masih dalam penyelidikan kita, kumpulkan barang bukti dulu," pungkas Zainur Rofiq.
Kasus ini menjadi perhatian serius pihak kepolisian. Masyarakat pun berharap agar pelaku segera diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.