Tanggapan Keras Beijing Atas Pernyataan Kontroversial Wapres AS Tentang 'Rakyat Jelata China'

Beijing Murka: Sebutan 'Rakyat Jelata' dari Wapres AS Picu Ketegangan Diplomatik

Pemerintah Tiongkok secara terbuka mengecam Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), JD Vance, atas komentarnya yang dinilai merendahkan dan tidak pantas terkait hubungan ekonomi kedua negara. Kemarahan Beijing dipicu oleh pernyataan Vance yang menyebut Washington meminjam uang dari "rakyat jelata China" saat membahas kebijakan tarif yang diterapkan AS.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dalam pernyataan persnya, menyampaikan kekecewaan mendalam atas komentar tersebut. "Posisi China terkait hubungan ekonomi dan perdagangan China-AS telah diperjelas," tegas Lin. "Sungguh mengejutkan dan menyedihkan mendengar kata-kata bodoh dan tidak sopan seperti itu dari Wakil Presiden ini," imbuhnya, merujuk langsung pada Vance.

Komentar kontroversial Vance muncul dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada tanggal 3 April lalu. Dalam wawancara tersebut, Vance membela penerapan tarif oleh AS sebagai langkah untuk melawan apa yang disebutnya sebagai "ekonomi globalis" yang dinilai merugikan masyarakat Amerika secara umum.

"Kita meminjam uang dari rakyat jelata China untuk membeli barang-barang yang diproduksi rakyat jelata China tersebut," ujar Vance dalam wawancara tersebut. Pernyataan inilah yang kemudian memicu reaksi keras dari Beijing.

Dampak Kebijakan Tarif dan Kekhawatiran Resesi Global

Kebijakan tarif yang agresif yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump sebelumnya telah menimbulkan kekhawatiran global tentang potensi resesi. Meskipun demikian, Trump tampaknya tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengendurkan kebijakan perdagangannya, bahkan di tengah gejolak pasar yang signifikan.

Vance berpendapat bahwa penerapan tarif akan membantu menghidupkan kembali sektor manufaktur AS yang telah lama meredup, dengan mendorong perusahaan-perusahaan asing untuk memindahkan produksi mereka ke Amerika Serikat. Namun, banyak ekonom meragukan efektivitas klaim ini dan mengkritik penerapan tarif Trump yang dinilai sewenang-wenang.

Analisis dan Implikasi Diplomatik

Reaksi keras dari Beijing terhadap komentar Vance menggarisbawahi sensitivitas isu-isu ekonomi dan perdagangan antara kedua negara. Pernyataan Vance, yang meskipun ditujukan untuk mengkritik kebijakan ekonomi globalis, telah ditafsirkan sebagai penghinaan terhadap rakyat China. Insiden ini berpotensi memperburuk hubungan yang sudah tegang antara AS dan China, dan dapat berdampak pada negosiasi perdagangan di masa depan.

Hubungan diplomatik antara AS dan China memang tengah menghadapi berbagai tantangan. Mulai dari isu perdagangan, hak asasi manusia, hingga klaim teritorial di Laut China Selatan. Komentar Vance ini semakin menambah daftar panjang isu yang berpotensi memicu konflik dan ketidakpercayaan di antara kedua negara.

Berikut adalah poin-poin penting dari berita ini:

  • Kecaman Beijing terhadap komentar Wapres AS JD Vance.
  • Pernyataan Vance yang menyebut AS meminjam uang dari "rakyat jelata China".
  • Kebijakan tarif AS dan kekhawatiran resesi global.
  • Dampak insiden ini terhadap hubungan diplomatik AS-China.
  • Analisis perspektif ekonomi globalis.