Anjloknya Saham BBCA di Tengah Sentimen Pasar: Peluang Investasi Jangka Panjang?

Saham BBCA Terkoreksi Tajam: Analisis dan Prospek

Perdagangan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada sesi perdagangan hari ini mengalami tekanan yang signifikan, seiring dengan pelemahan yang melanda Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada penutupan sesi siang hari ini, saham BBCA tercatat berada pada level Rp 7.825, atau merosot sebesar 7,94% setara dengan 675 poin dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya. Kondisi ini tentu memunculkan pertanyaan mengenai prospek investasi pada saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini.

Analisis Fundamental dan Kinerja Keuangan

Sebelum periode libur Lebaran, saham BBCA masih diperdagangkan di level Rp 8.500. Namun, dalam kurun waktu satu bulan terakhir, saham ini telah terkoreksi sebesar 13,17%, atau setara dengan 1.175 poin. Kendati demikian, Analis pasar modal dari PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, memberikan pandangan yang optimis. Menurutnya, secara fundamental, BBCA tetap merupakan salah satu bank terbaik di Indonesia.

Wawan juga menyoroti kinerja keuangan BBCA yang solid hingga Februari 2025. Laporan keuangan bank menunjukkan pertumbuhan laba bank only yang terus meningkat. Laba BBCA pada tahun berjalan tumbuh sebesar 8,43% secara tahunan (YoY) dari Februari 2024, meningkat 5,8%. Mengacu pada laporan bulanan BCA per Februari 2025, laba bank only BCA tercatat sebesar Rp 8,97 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 8,27 triliun.

Peluang Investasi Jangka Panjang

Wawan Hendrayana menjelaskan bahwa koreksi tajam yang dialami saham BBCA hingga menyentuh level auto reject bawah (ARB) relatif jarang terjadi. Ia menilai bahwa koreksi sekitar 8% ke level Rp 7.700 merupakan level yang cukup menarik bagi investor jangka panjang. Menurutnya, BBCA merupakan salah satu saham yang paling cepat pulih (rebound) ketika pasar berbalik arah.

"Target akhir tahun ini sendiri kami proyeksi masih mampu menyentuh kembali 8.800 sampai 9.000," tutup Wawan.

Pembagian Dividen

Sebagai informasi tambahan, BBCA akan menyalurkan dividen final tahun buku 2024 sebesar Rp 30,81 triliun, atau setara dengan Rp 250 per saham. Pembagian dividen ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada 12 Maret 2024. Sekretaris Perusahaan BCA, Raymon Yonarto, menyampaikan bahwa dividen akan diberikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) per 24 Maret 2025 pukul 16.00 WIB.

Disclaimer: Artikel ini hanya bersifat informasi dan bukan merupakan saran investasi. Investor disarankan untuk melakukan riset dan analisis lebih lanjut sebelum membuat keputusan investasi.

Berikut poin penting dalam artikel ini:

  • Koreksi saham BBCA seiring pelemahan IHSG.
  • Fundamental BBCA yang masih kuat.
  • Pertumbuhan laba bank only yang positif.
  • Peluang investasi jangka panjang di level harga saat ini.
  • Pembagian dividen final tahun buku 2024.