Pengemudi Ojol Kendari Laporkan Kerusakan Mesin Akibat Pertalite Diduga Oplosan, Pertamina Didesak Bertanggung Jawab

Pengemudi Ojol Kendari Laporkan Kerusakan Mesin Akibat Pertalite Diduga Oplosan, Pertamina Didesak Bertanggung Jawab

Ratusan pengemudi ojek online (ojol) di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), melaporkan kerusakan massal pada sepeda motor mereka yang diduga disebabkan oleh penggunaan Pertalite yang kualitasnya dipertanyakan. Kejadian ini bermula sejak Senin, 3 Maret 2025, dan meluas hingga Selasa, 4 Maret 2025, mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi para pengemudi ojol. Ketua Asosiasi Ojek Online Kendari (Asoka), Safaruddin, menyatakan bahwa lebih dari 200 anggotanya mengalami masalah serupa, dengan gejala kerusakan mesin seperti motor ngadat hingga mogok. Kerusakan ini memaksa mereka untuk menghentikan aktivitas mencari nafkah selama beberapa hari, dan mengeluarkan biaya perbaikan yang mencapai Rp 50.000 hingga lebih dari Rp 100.000 per unit sepeda motor. Asoka mendesak PT Pertamina (Persero) untuk bertanggung jawab penuh atas kerugian yang dialami para pengemudi ojol.

Safaruddin mengungkapkan kekesalannya terhadap tanggapan Pertamina yang dinilai lamban dan tidak mengakui adanya permasalahan dengan kualitas Pertalite. Meskipun telah dilakukan pertemuan, Pertamina diklaim enggan mengakui adanya penyebaran Pertalite dengan kualitas buruk, yang memiliki aroma menyengat seperti tinner. Sampel yang diambil Pertamina pada hari Rabu, 5 Maret 2025, juga dipertanyakan Asoka karena dianggap tidak merepresentasikan sampel Pertalite yang bermasalah yang digunakan oleh para pengemudi ojol pada hari-hari sebelumnya. Keenam anggota Asoka telah melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Para pengemudi ojol mengeluhkan tangki bahan bakar motor mereka kotor dan bensin berbau menyengat setelah mengisi Pertalite dari sejumlah SPBU di Kota Kendari. Salah satu pengemudi, Dandy, menuturkan bahwa mekanik menemukan saringan bensin kotor dan berbau menyengat, seperti tercampur zat lain. Pengalaman serupa juga dialami oleh Upink, yang motornya mogok setelah mengisi Pertalite meskipun baru dibeli dua hari sebelumnya.

Tanggapan Pihak Berwenang dan Pertamina:

Sebagai respons atas laporan tersebut, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulawesi Tenggara bersama Polda Sultra melakukan inspeksi kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) di empat SPBU di Kota Kendari pada Rabu, 5 Maret 2025. Hasil inspeksi menyatakan bahwa Pertalite yang dijual di SPBU tersebut memenuhi standar kualitas yang ditetapkan pemerintah. Namun, penjelasan ini dibantah oleh Asoka karena sampel yang diperiksa tidak mewakili kondisi Pertalite yang bermasalah yang telah menyebabkan kerugian bagi para pengemudi ojol. Pertamina sendiri masih belum memberikan pernyataan resmi dan konfirmasi mengenai hasil uji sampel yang diambil serta langkah-langkah yang akan diambil untuk menyelesaikan permasalahan ini. Pihak kepolisian menyatakan akan menindak tegas jika ditemukan pelanggaran dalam distribusi dan kualitas BBM.

Daftar Kerugian Pengemudi Ojol:

  • Biaya perbaikan motor: Rp 50.000 - > Rp 100.000
  • Kehilangan pendapatan harian selama beberapa hari
  • Kerusakan mesin sepeda motor

Kejadian ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan besar mengenai pengawasan kualitas BBM serta tanggung jawab Pertamina terhadap konsumennya. Asoka berharap agar kasus ini dapat diselesaikan secara adil dan Pertamina bertanggung jawab atas kerugian yang dialami para pengemudi ojol.