Pengerukan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu: Proyek Rp 1 Triliun untuk Bangkitkan Ekonomi Daerah

Pengerukan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu: Proyek Rp 1 Triliun untuk Bangkitkan Ekonomi Daerah

Pemerintah Provinsi Bengkulu memastikan pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai akan dimulai pada April 2025 mendatang. Proyek vital ini menelan anggaran sekitar Rp 1 triliun dan diharapkan mampu mengatasi masalah pendangkalan yang telah menghambat perekonomian daerah selama bertahun-tahun. Hal ini disampaikan Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, menyusul pertemuannya dengan Eksekutif Direktur 2 PT Pelindo II, Drajat Sulistiyo, dan pihak terkait lainnya pada Rabu, 6 Maret 2025.

"Kerja sama dengan Pelindo memastikan pengerjaan proyek ini akan dimulai bulan April 2025," ujar Gubernur Hasan dalam konfirmasi telepon pada Kamis, 7 Maret 2025. Beliau menekankan optimismenya terhadap dampak positif pengerukan ini terhadap perekonomian Bengkulu yang selama ini terbebani oleh pendangkalan alur pelabuhan. Proyek ini menjadi solusi konkret atas permasalahan yang telah menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan.

Dampak Pendangkalan yang Merugikan

Pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai, yang telah berlangsung sejak tahun 2018, telah menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar bagi Provinsi Bengkulu. Berdasarkan rilis resmi yang dikeluarkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah, pada akhir Desember 2024, pendangkalan telah menyebabkan penurunan drastis kapasitas pelabuhan. Kedalaman alur pelabuhan yang sebelumnya mencapai 7-11,5 meter kini hanya tersisa 1,5 meter. Kondisi ini bahkan telah mengubah sebagian kolam breakwater menjadi daratan pasir.

  • Penurunan Ekspor: Ekspor batu bara, yang sebelumnya mencapai 10 juta ton per tahun, kini anjlok menjadi hanya 3 juta ton. Pengiriman barang pun harus dilakukan dengan menggunakan tongkang untuk mentransfer muatan ke kapal besar di tengah laut, meningkatkan biaya dan waktu pengiriman.
  • Hambatan Distribusi: Distribusi kebutuhan pokok seperti bahan bakar minyak (BBM) dan beras terhambat, berpotensi menyebabkan inflasi dan kelangkaan.
  • Kerugian Triliunan Rupiah: Secara keseluruhan, kerugian ekonomi yang ditimbulkan diperkirakan mencapai ratusan miliar hingga triliunan rupiah per tahun. Komoditas ekspor lainnya seperti cangkang sawit, hasil laut, dan rumput laut juga terkena dampak negatif dari pendangkalan ini.

Harapan untuk Masa Depan

Pengerukan Pelabuhan Pulau Baai diharapkan mampu mengembalikan fungsi pelabuhan sebagai pusat distribusi dan ekspor utama Provinsi Bengkulu. Dengan kedalaman alur yang dipulihkan, diharapkan volume ekspor dapat meningkat signifikan, membuka peluang ekonomi baru, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bengkulu. Proyek ini tidak hanya sekadar pengerukan, tetapi merupakan investasi jangka panjang untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan di daerah.

Proyek senilai Rp 1 triliun ini menjadi bukti komitmen pemerintah untuk mengatasi permasalahan infrastruktur yang menghambat pertumbuhan ekonomi daerah. Keberhasilannya akan menjadi langkah penting dalam meningkatkan daya saing Bengkulu di kancah perdagangan nasional dan internasional.