Lonjakan Harga Cabai di Palangka Raya: Pemprov Kalteng Cari Solusi Jangka Pendek dan Panjang
Lonjakan Harga Cabai di Palangka Raya: Pemprov Kalteng Cari Solusi Jangka Pendek dan Panjang
Harga cabai rawit yang menembus Rp 120.000 per kilogram di Pasar Besar Palangka Raya pada akhir Februari lalu, menjelang Ramadhan, telah memaksa Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) untuk segera mencari solusi mengatasi permasalahan ini. Kenaikan harga yang signifikan ini bukan fenomena baru, mengingat lonjakan serupa juga terjadi pada awal Januari 2025. Situasi ini menimbulkan keprihatinan, terutama bagi masyarakat yang merasakan langsung dampaknya terhadap daya beli.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kalteng, Rangga Lesmana, menjelaskan bahwa beberapa faktor berkontribusi terhadap lonjakan harga cabai. Ia menyatakan perlunya kajian mendalam untuk mengidentifikasi akar permasalahan, dan solusi yang akan diterapkan. "Kami akan mengkaji berbagai solusi, mulai dari mempermudah alur distribusi dan transportasi bagi petani hingga kemungkinan pemberian subsidi pupuk," ujar Rangga kepada wartawan di Kantor DPRD Kalteng. Langkah ini diharapkan dapat menekan harga cabai di pasaran dan meringankan beban masyarakat.
Selain upaya jangka pendek tersebut, Pemprov Kalteng juga tengah mengkaji strategi jangka panjang. Koordinasi intensif dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian sedang dilakukan untuk merumuskan kebijakan intervensi pasar yang efektif. Salah satu solusi yang diusung adalah program penanaman cabai mandiri di tingkat rumah tangga. "Program ini diimbau kepada masyarakat untuk menanam cabai sendiri. Harapannya, kebutuhan pokok seperti cabai dapat terpenuhi dan inflasi dapat terkendali," tambah Rangga. Program ini dianggap sebagai langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan cabai dari luar daerah dan menciptakan ketahanan pangan lokal.
Sementara itu, Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin, mengakui adanya lonjakan harga cabai. Namun, ia menegaskan bahwa hal tersebut belum berdampak signifikan terhadap angka inflasi Kota Palangka Raya secara keseluruhan. Walaupun demikian, ia mengakui pentingnya program ketahanan pangan untuk mengatasi fluktuasi harga komoditas penting seperti cabai. "Komoditas cabai dan beberapa bahan pokok lainnya termasuk dalam program ketahanan pangan sesuai dengan Asta Cita Presiden RI, dan kami akan memperkuat program tersebut," kata Fairid.
Kesimpulannya, Pemprov Kalteng tengah berupaya keras mengatasi lonjakan harga cabai dengan pendekatan dua sisi. Strategi jangka pendek difokuskan pada perbaikan alur distribusi dan kemungkinan subsidi, sementara strategi jangka panjang mengandalkan program penanaman mandiri untuk menciptakan ketahanan pangan lokal. Upaya ini diharapkan dapat meredam gejolak harga cabai dan menjamin ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat Kalimantan Tengah, khususnya di Palangka Raya, baik menjelang Ramadhan maupun hari besar keagamaan lainnya. Kerjasama lintas instansi dan partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini.
- Solusi Jangka Pendek yang Dikaji:
- Perbaikan alur distribusi dan transportasi.
- Subsidi pupuk.
- Solusi Jangka Panjang yang Dikaji:
- Program penanaman cabai mandiri di tingkat rumah tangga.
- Penguatan program ketahanan pangan.