Rupiah Tertekan: Dolar AS Sentuh Level Rp 16.891, Bank Jual di Atas Rp 17.000
Rupiah Tertekan: Dolar AS Sentuh Level Rp 16.891, Bank Jual di Atas Rp 17.000
Nilai tukar Rupiah kembali menghadapi tekanan dari Dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini. Data terkini menunjukkan bahwa mata uang Garuda ini melemah, dengan Dolar AS diperdagangkan di kisaran Rp 16.891 berdasarkan data Bloomberg pada Selasa, 8 April 2025. Angka ini mencerminkan kenaikan sebesar 64 poin atau 0,41% dibandingkan posisi sebelumnya.
Kondisi ini mendorong beberapa bank untuk menawarkan Dolar AS dengan harga jual di atas Rp 17.000. Pergerakan ini mengindikasikan adanya ekspektasi pasar terhadap penguatan lebih lanjut dari Dolar AS, serta potensi dampak terhadap berbagai sektor ekonomi.
Harga Jual Beli Dolar AS di Beberapa Bank
Berikut adalah rincian harga jual dan beli Dolar AS di beberapa bank terkemuka di Indonesia pada hari ini:
- BCA
- e-Rate
- Beli: Rp 16.850
- Jual: Rp 16.940
- TT Counter
- Beli: Rp 16.745
- Jual: Rp 17.045
- e-Rate
- BRI
- e-Rate
- Beli: Rp 16.863
- Jual: Rp 16.889
- TT Counter
- Beli: Rp 16.730
- Jual: Rp 17.030
- e-Rate
- Mandiri
- Special Rate
- Beli: Rp 16.835
- Jual: Rp 16.865
- TT Counter
- Beli: Rp 16.575
- Jual: Rp 16.925
- Special Rate
- BTN
- TT Counter
- Beli: Rp 16.670
- Jual: Rp 16.990
- TT Counter
- BNI
- Special Rates
- Beli: Rp 16.823
- Jual: Rp 16.923
- TT Counter
- Beli: Rp 16.740
- Jual: Rp 16.980
- Special Rates
Data ini menunjukkan variasi harga jual dan beli Dolar AS antar bank, tergantung pada jenis layanan (e-rate atau TT counter) dan kebijakan masing-masing bank. Konsumen disarankan untuk membandingkan harga di berbagai bank sebelum melakukan transaksi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelemahan Rupiah
Beberapa faktor dapat memengaruhi pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS, antara lain:
- Kekuatan Dolar AS: Sentimen hawkish dari the Fed terkait kebijakan suku bunga
- Faktor Internal: Kondisi ekonomi domestik yang belum stabil
- Sentimen Pasar Global: Ketidakpastian ekonomi global dan tensi geopolitik dapat memicu capital outflow dari negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Melemahnya Rupiah dapat berdampak pada berbagai aspek ekonomi, seperti peningkatan biaya impor, inflasi, dan beban utang luar negeri. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan meminimalkan dampak negatif terhadap perekonomian.