Indonesia Optimistis Hadapi Kebijakan Tarif Impor AS, Ekonomi Diprediksi Tetap Resilien
Indonesia Yakin Mampu Bertahan dari Dampak Kebijakan Tarif Impor AS
Jakarta, Indonesia - Pemerintah Indonesia menyatakan keyakinannya dalam menghadapi potensi dampak negatif dari kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat. Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang kuat dan mampu memitigasi risiko yang mungkin timbul.
Dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (8/4/2025), Luhut menjelaskan bahwa meskipun kebijakan tarif impor AS dapat memberikan tekanan terhadap perekonomian Indonesia, dampaknya diperkirakan tidak akan signifikan. Hal ini didasarkan pada beberapa faktor kunci, di antaranya:
- Rendahnya Porsi Ekspor terhadap PDB: Kontribusi ekspor Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) relatif rendah, yaitu sekitar 23,8 persen.
- Proporsi Ekspor ke AS yang Terbatas: Pangsa ekspor Indonesia ke Amerika Serikat hanya mencapai sekitar 10 persen dari total ekspor nasional.
Luhut mengakui bahwa hasil kajian menunjukkan adanya potensi kontraksi ekonomi akibat kebijakan tersebut. Namun, ia menekankan bahwa dengan sinergi dan kerja sama yang solid antar berbagai pihak, Indonesia mampu mengatasi tantangan ini.
"Kita akan bisa atasi bersama-sama atas semua kita yang hadir di sini, kita kompak dan kita satu padu dan saling mendukung untuk menyelesaikan masalah ini," ujarnya. Luhut juga menambahkan bahwa Indonesia memiliki data dan potensi yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari kebijakan tarif impor AS.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus memantau perkembangan situasi ekonomi global dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional. Diversifikasi pasar ekspor dan peningkatan daya saing produk dalam negeri menjadi fokus utama dalam upaya meminimalkan ketergantungan terhadap pasar Amerika Serikat.
Selain itu, pemerintah juga akan terus mendorong investasi asing langsung (FDI) dan mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi, seperti pariwisata, ekonomi digital, dan industri kreatif.
Dengan strategi yang komprehensif dan kerja sama yang kuat, Indonesia optimis dapat menghadapi tantangan ekonomi global dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.