Lulusan Unhan Siap Terjun ke Lapangan: Garda Depan Program Makan Bergizi Gratis

Lulusan Unhan Siap Terjun ke Lapangan: Garda Depan Program Makan Bergizi Gratis

Jakarta - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah semakin mendekati kenyataan. Badan Gizi Nasional (BGN) mengumumkan bahwa 30.000 sarjana lulusan Universitas Pertahanan (Unhan) siap diterjunkan ke seluruh Indonesia untuk mengelola dan menjalankan program tersebut. Para sarjana ini, yang tergabung dalam Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), diharapkan menjadi ujung tombak keberhasilan program MBG di lapangan.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengungkapkan keyakinannya bahwa kehadiran para SPPI akan menjamin kualitas dan efektivitas program MBG. "Tidak akan ada Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) yang tidak dipimpin oleh Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia," tegas Dadan dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (8/4/2025).

Para SPPI ini telah menjalani pendidikan intensif di Unhan selama 3-4 bulan. Kurikulum pendidikan dirancang untuk membekali mereka dengan berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan program MBG. Dua bulan pertama difokuskan pada pendidikan komponen cadangan (Komcad), membekali mereka dengan kemampuan bela negara dan disiplin. Dua bulan berikutnya diisi dengan pendidikan teknis yang meliputi:

  • Keamanan Pangan: Memastikan makanan yang disajikan aman dan berkualitas.
  • Penyiapan Makanan: Menguasai teknik penyiapan makanan yang higienis dan bergizi.
  • Budi Daya Pertanian: Mendorong kemandirian pangan melalui budi daya pertanian lokal.

Dadan menjelaskan bahwa 2.000 SPPI dari dua batch pertama telah diterjunkan ke 38 provinsi di seluruh Indonesia sejak Februari. Batch pertama didanai oleh pihak swasta, sementara batch kedua didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tambahan. Meskipun ada beberapa yang mengundurkan diri, BGN memastikan bahwa jumlah SPPI yang tersedia mencukupi untuk mendukung implementasi program MBG secara nasional.

Keberadaan para SPPI ini diharapkan dapat mengatasi berbagai tantangan dalam implementasi program MBG, seperti:

  • Kurangnya tenaga ahli gizi di daerah: SPPI akan menjadi garda terdepan dalam memberikan edukasi dan konsultasi gizi kepada masyarakat.
  • Masalah keamanan pangan: SPPI akan memastikan bahwa makanan yang disajikan aman dan memenuhi standar gizi yang ditetapkan.
  • Distribusi makanan yang tidak merata: SPPI akan membantu memastikan bahwa makanan bergizi gratis sampai kepada mereka yang membutuhkan.

Dengan kehadiran 30.000 SPPI yang terlatih dan berdedikasi, pemerintah optimis program MBG dapat berjalan sukses dan memberikan dampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak.