Pentagon Gandeng SpaceX, ULA, dan Blue Origin dalam Kontrak Peluncuran Antariksa Senilai Miliaran Dolar

Pentagon Libatkan Raksasa Antariksa dalam Misi Keamanan Nasional

Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS), atau Pentagon, baru saja mengumumkan pemberian kontrak bernilai fantastis, yaitu USD 13,7 miliar, kepada tiga perusahaan antariksa terkemuka: SpaceX milik Elon Musk, United Launch Alliance (ULA), dan Blue Origin yang didirikan oleh Jeff Bezos. Langkah ini menandai era baru dalam kemitraan publik-swasta di sektor antariksa, khususnya untuk mendukung misi-misi keamanan nasional yang krusial.

Kontrak yang merupakan bagian dari program National Security Space Launch (NSSL) Fase 3 Jalur 2 ini, bertujuan untuk memastikan akses berkelanjutan dan terpercaya bagi Pentagon ke luar angkasa. Inisiatif ini dirancang untuk meluncurkan muatan militer dan intelijen prioritas tinggi AS. US Space Force Space Systems Command mengumumkan pada 4 April 2025 bahwa pembagian tanggung jawab dilakukan untuk menjamin keamanan nasional.

Pembagian Kontrak dan Tanggung Jawab

Berdasarkan perjanjian yang berlaku antara tahun fiskal 2025 dan 2029, ketiga perusahaan akan secara kolektif melaksanakan 54 peluncuran. Secara rinci, pembagian kontrak adalah sebagai berikut:

  • SpaceX: Mendapatkan porsi terbesar dengan nilai USD 5,9 miliar, dan diharapkan melaksanakan sekitar 60% dari total misi, atau 28 peluncuran.
  • ULA: Menerima USD 5,4 miliar dan bertanggung jawab atas sekitar 35% misi, atau 19 peluncuran.
  • Blue Origin: Kebagian USD 2,4 miliar untuk 7 peluncuran. Blue Origin dijadwalkan menggelar tujuh peluncuran mulai tahun kedua program itu.

Keputusan Pentagon untuk melibatkan Blue Origin, yang baru satu kali menerbangkan roket New Glenn dan belum disertifikasi untuk misi keamanan nasional, menunjukkan komitmen untuk mendorong persaingan di antara perusahaan peluncuran roket AS. Hal ini sekaligus mengindikasikan kepercayaan Pentagon terhadap potensi pengembangan roket New Glenn di masa depan. Sertifikasi roket Vulcan yang telah lama tertunda pada tanggal 26 Maret 2025 kemarin menjadi tonggak penting ULA.

Implikasi Strategis dan Pernyataan Resmi

Jenderal Chance Saltzman, Chief of Space Operations for the U.S. Space Force, menekankan pentingnya investasi ini dalam keamanan nasional dan kemakmuran ekonomi AS. "Ini adalah investasi strategis dalam akses ke luar angkasa. Arsitektur peluncuran luar angkasa yang kuat dan tangguh merupakan fondasi bagi kemakmuran ekonomi dan keamanan nasional kita," ujarnya.

Kemitraan dengan SpaceX, ULA, dan Blue Origin merupakan langkah strategis Pentagon untuk memastikan dominasi AS di luar angkasa. Dengan melibatkan tiga pemain utama dalam industri peluncuran roket, Pentagon tidak hanya mengamankan akses yang andal ke luar angkasa, tetapi juga mendorong inovasi dan persaingan yang sehat di antara para penyedia layanan.

Dominasi SpaceX dan Persaingan Industri

Sejak kontrak Fase 2 diberikan pada tahun 2020, SpaceX telah mendominasi sektor ini. Langkah ini menandai pertama kalinya pemerintah menunjuk tiga penyedia peluncuran utama. Pejabat Angkatan Luar Angkasa mengisyaratkan keyakinan dalam pengembangan roket Blue Origin.

Keputusan ini juga dapat memicu persaingan yang lebih ketat di antara perusahaan-perusahaan ini, yang pada gilirannya akan mendorong inovasi dan menurunkan biaya peluncuran. Dengan memanfaatkan keahlian dan sumber daya dari sektor swasta, Pentagon berharap dapat meningkatkan kemampuan antariksa AS secara keseluruhan dan mempertahankan keunggulan kompetitif di arena global.