Gejolak Pasar Modal: Sri Mulyani Imbau Pemerintah Adaptif Terhadap Fluktuasi IHSG Akibat Eskalasi Perang Dagang
Gejolak Pasar Modal: Sri Mulyani Imbau Pemerintah Adaptif Terhadap Fluktuasi IHSG Akibat Eskalasi Perang Dagang
Jakarta – Reaksi pasar modal Indonesia terhadap tensi perdagangan global menjadi sorotan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi fluktuasi tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat mengalami penurunan signifikan pada sesi pembukaan perdagangan hari Selasa (8/4/2025). Menurutnya, tekanan serupa juga dialami oleh bursa saham di berbagai negara lain pada hari Senin, mengindikasikan respons global terhadap kebijakan retaliasi yang diterapkan oleh Tiongkok sebagai balasan atas tarif impor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.
"Investor portfolio menunjukkan reaksi negatif terhadap kebijakan yang diambil oleh Tiongkok. Pada hari pertama pembukaan bursa, Indonesia sempat mencatatkan penurunan hingga di bawah 8 persen," ungkap Sri Mulyani dalam acara "Sarasehan Bersama Presiden RI" di Menara Mandiri, Jakarta.
Sri Mulyani menekankan bahwa dinamika IHSG, nilai tukar Rupiah, dan harga surat berharga sangatlah fluktuatif dan mencerminkan bagaimana pasar merespons perkembangan global. Ia menambahkan bahwa pemerintah perlu membiasakan diri menghadapi fluktuasi IHSG yang dinamis.
"Kita berperan sebagai shock absorber. Kejadian ini adalah bentuk respons yang mungkin akan sering kita saksikan. Namun, hal ini tidak boleh mengalihkan perhatian kita dari fondasi ekonomi yang harus tetap dijaga," tegasnya.
Pada pembukaan perdagangan hari Selasa, IHSG terpantau mengikuti sentimen negatif yang melanda bursa saham di kawasan Asia. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka anjlok sebesar 9,19 persen atau 598,55 poin, mencapai level 5.912,06. Penurunan tajam ini memicu trading halt atau penghentian sementara perdagangan sesuai dengan ketentuan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berikut adalah rincian situasi pasar pada pembukaan perdagangan:
- Penurunan IHSG: 9,19 persen (598,55 poin)
- Level IHSG: 5.912,06
- Jumlah saham menguat: 9
- Jumlah saham melemah: 552
- Jumlah saham stagnan: 65
- Nilai transaksi: Rp 1,92 triliun
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor Kep-00002/BEI/04-2025 yang berlaku sejak 8 Maret 2025, trading halt diberlakukan selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan lebih dari 8 persen dalam satu hari perdagangan. Setelah trading halt dicabut, perdagangan kembali dibuka pada pukul 09.30 WIB.
Pada pukul 09.38 WIB, data RTI menunjukkan IHSG berada di posisi 5.987 atau turun 522,92 poin (8,03 persen) dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level 6.510. Saat itu, 11 saham mencatatkan kenaikan, 586 saham mengalami penurunan, dan 52 saham stagnan.
Situasi ini menyoroti kerentanan pasar modal Indonesia terhadap sentimen global dan perlunya strategi mitigasi risiko yang efektif untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global yang terus meningkat. Pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk meredam kekhawatiran pasar dan menstabilkan nilai tukar Rupiah agar IHSG tidak terus mengalami penurunan yang signifikan.