Pasca Banjir Bandang, Warga Kebon Pala Berjibaku Bersihkan Lumpur

Pasca Banjir Bandang, Warga Kebon Pala Berjibaku Bersihkan Lumpur

Bencana banjir yang melanda wilayah Kebon Pala, Jatinegara, dan Kampung Melayu pada Selasa (4/3/2025) telah surut pada Rabu pagi. Meskipun genangan air telah berkurang, warga kini menghadapi tantangan baru: membersihkan endapan lumpur yang tebal dan menempel di rumah-rumah mereka. Banjir dengan ketinggian mencapai tiga meter tersebut telah meninggalkan jejak yang signifikan, merusak properti dan memaksa banyak warga mengungsi.

Sejumlah warga mulai membersihkan rumah mereka sejak dini hari, memanfaatkan sisa-sisa air banjir untuk membilas lumpur yang menempel di dinding, pintu, dan perabotan. Ihsan (25), salah satu warga yang baru kembali dari pengungsian pukul 08.00 WIB, menceritakan betapa tebalnya lumpur yang masuk hingga ke dalam rumahnya, bahkan menyumbat ventilasi jendela. "Lumayan tebal, sampai ke atap nih di sela-sela ventilasi jendela lumpurnya," ujarnya menggambarkan kondisi rumahnya pasca banjir. Kesulitan serupa dialami Endang (53), warga lainnya. Ia menghadapi kendala tambahan karena hingga siang hari, pasokan air bersih PAM Jaya belum kembali normal. "Pakai air dari sisa air banjir karena kan air (bersih) enggak ada, air ledeng enggak keluar, belum menyala," ungkap Endang yang mulai membersihkan rumahnya sejak pukul 03.00 WIB.

Tidak hanya warga, pemerintah daerah juga turun tangan membantu proses pembersihan. Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jatinegara, dibantu oleh petugas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), mengerahkan personel dan alat berat untuk membantu membersihkan lumpur di rumah-rumah warga. Albert, salah satu petugas SDA Jatinegara, menjelaskan bahwa timnya menggunakan fire pump milik Dinas Gulkarmat untuk menyemprot lumpur, dibantu oleh pompa milik warga. Sebanyak 15-20 personel SDA dikerahkan untuk operasi pembersihan ini. Lumpur yang dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam karung dan ditempatkan di bantaran Kali Ciliwung untuk kemudian diangkut menggunakan truk. Proses pembersihan ini dilakukan secara urgen mengingat dampak yang ditimbulkan oleh banjir bandang tersebut.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat 117 RT terendam banjir pada Selasa pukul 19.00 WIB, dengan sebagian besar titik banjir berada di Jakarta Timur (56 RT). Ketinggian air bervariasi antara 30 hingga 400 sentimeter, akibat luapan Kali Ciliwung, Kali Pesanggrahan, dan Kali Krukut. Kelurahan Bidara Cina menjadi wilayah terparah dengan ketinggian air mencapai 120-400 sentimeter. Kondisi serupa juga terjadi di Kelurahan Cawang (280 sentimeter), Cililitan (370 sentimeter) dan Rawajati di Jakarta Selatan (170-330 sentimeter). Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir di masa mendatang. Upaya kolaborasi antara warga dan pemerintah menjadi kunci dalam penanggulangan pasca bencana dan pemulihan kehidupan normal bagi masyarakat yang terdampak.

Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam proses pemulihan pasca banjir:

  • Distribusi air bersih: Pemerintah perlu memastikan akses air bersih bagi warga yang terdampak sesegera mungkin.
  • Pembersihan sampah dan lumpur: Pengangkutan lumpur dan sampah pasca banjir harus dilakukan secara efisien dan efektif.
  • Bantuan logistik: Pastikan kebutuhan dasar warga seperti makanan, pakaian, dan obat-obatan terpenuhi.
  • Perbaikan infrastruktur: Perbaikan infrastruktur yang rusak akibat banjir harus dilakukan dengan segera.
  • Sosialisasi mitigasi bencana: Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai mitigasi bencana banjir perlu ditingkatkan.