Arus Wisata Jawa Tengah Melambat di Libur Lebaran 2025: Daya Beli Masyarakat Diduga Jadi Faktor Penentu
markdown Semarang, Jawa Tengah - Perhelatan libur Lebaran 2025 di Jawa Tengah mencatatkan penurunan kunjungan wisatawan ke sejumlah destinasi wisata berbayar. Data dari Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah menunjukkan penurunan sekitar 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Fenomena ini mengindikasikan adanya perubahan perilaku wisatawan yang kini cenderung memilih alternatif wisata gratis.
Kepala Disporapar Jawa Tengah, Agung Haryadi, menjelaskan bahwa penurunan ini teramati dari data kunjungan ke berbagai Destinasi Pariwisata (DTW) di seluruh Jawa Tengah sejak 23 Maret hingga 6 April 2025. Total kunjungan tercatat antara 3,3 hingga 3,4 juta wisatawan selama periode H-7 hingga H+5 Lebaran. Penurunan ini, menurut Agung, sejalan dengan penurunan jumlah pemudik yang memasuki Jawa Tengah, yang mencapai 19% berdasarkan data dari berbagai jalur transportasi.
"Masyarakat yang mudik kali ini tampaknya lebih fokus pada silaturahmi dengan keluarga dan kerabat di kampung halaman. Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana kunjungan ke objek wisata menjadi agenda utama," ujar Agung.
Preferensi Wisatawan Bergeser ke Destinasi Gratis
Salah satu tren yang mencolok pada Lebaran kali ini adalah meningkatnya minat wisatawan terhadap destinasi wisata yang tidak memungut biaya masuk. Pusat perbelanjaan, pusat kuliner, dan ruang terbuka publik menjadi pilihan favorit. Hal ini mengindikasikan adanya perubahan prioritas, di mana wisatawan lebih mengutamakan pengalaman yang terjangkau.
Meski begitu, beberapa destinasi wisata berbayar tetap menjadi daya tarik utama. Kota Lama Semarang mencatat jumlah pengunjung tertinggi dengan 224.134 wisatawan, disusul Masjid Sheikh Zayed (186.288 pengunjung), dan Masjid Agung Demak (172.059 pengunjung). Selain itu, Dieng Banjarnegara, Candi Prambanan, Pantai Menganti Kebumen, Pantai Alam Indah Tegal, Guci Tegal, Pantai Karang Jahe Rembang, dan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri juga masuk dalam daftar 10 destinasi terpopuler.
Faktor Ekonomi Diduga Mempengaruhi Penurunan
Disporapar Jawa Tengah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, termasuk promosi melalui program Visit Jateng, perbaikan infrastruktur jalan, dan pemasangan CCTV di titik-titik rawan kepadatan. Namun, upaya ini tampaknya belum mampu mengimbangi tren penurunan yang terjadi. Agung menduga bahwa penurunan daya beli masyarakat menjadi salah satu faktor utama.
"Kami telah melakukan promosi jauh-jauh hari, menyiapkan jalur alternatif, dan tidak menaikkan tarif. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan tren penurunan. Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat," jelas Agung.
Agung juga membantah bahwa efisiensi anggaran pemerintah menjadi penyebab penurunan ini. Ia berpendapat bahwa masyarakat mungkin lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang, mengingat momen Lebaran berdekatan dengan periode libur panjang lainnya, seperti Tahun Baru dan libur sekolah. Oleh karena itu, mereka cenderung menahan pengeluaran untuk wisata.
Dampak Positif Wisata Gratis Terhadap UMKM
Kendati demikian, Agung menilai bahwa wisata gratis tetap memberikan dampak positif, terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kuliner. Banyak wisatawan yang mengunjungi pusat kuliner untuk menikmati hidangan khas daerah. Agung berharap kunjungan wisatawan akan meningkat dalam beberapa hari mendatang, namun mengakui bahwa tren saat ini menunjukkan masyarakat lebih hemat dan selektif dalam berwisata.
"Kami berharap akan ada peningkatan kunjungan dalam beberapa hari ke depan. Namun, tren saat ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih hemat dan selektif dalam berwisata," pungkas Agung. Pemantauan dan evaluasi terus dilakukan untuk memahami dinamika perubahan perilaku wisatawan dan merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saing pariwisata Jawa Tengah.