Terowongan Sultan Alimuddin-Kakap: Ikon Baru Infrastruktur Samarinda Siap Beroperasi Tahun Depan
Pembangunan terowongan Sultan Alimuddin-Kakap di Samarinda, Kalimantan Timur, hampir mencapai puncaknya, dengan progres konstruksi mencapai 91,7%. Proyek monumental senilai Rp 395,9 miliar ini diharapkan menjadi solusi efektif mengatasi kemacetan kronis dan meningkatkan keselamatan lalu lintas di kawasan Gunung Manggah. Terowongan ini menandai tonggak sejarah sebagai terowongan pertama di Kalimantan, sebuah pencapaian membanggakan bagi dunia konstruksi Indonesia.
Terowongan dengan panjang total 700 meter, lebar 10 meter, dan tinggi 5 meter ini, dilengkapi dengan sistem drainase modern di kedua sisi jalan. Desainnya mencakup dua lajur lalu lintas satu arah, memastikan kelancaran arus kendaraan. Proyek ini sepenuhnya didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Samarinda, menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan infrastruktur perkotaan.
PT PP (Persero) Tbk, sebagai kontraktor utama, menerapkan metode konstruksi Parallel New Austrian Tunneling Method (NATM), sebuah pendekatan modern yang memungkinkan pengerjaan berbagai aspek konstruksi secara simultan. Metode ini mempercepat durasi proyek tanpa mengorbankan kualitas dan keselamatan. Corporate Secretary PT PP, Joko Raharjo, menjelaskan bahwa metode NATM memungkinkan pekerjaan galian bawah (lower excavation), pekerjaan dasar (invert), dan pelapisan terowongan (lining) dilakukan secara bersamaan. Efisiensi ini memungkinkan proyek diselesaikan lebih cepat dengan tetap menjaga standar keselamatan yang tinggi.
"Terowongan ini direncanakan mulai beroperasi pada pertengahan 2025. Seluruh proses pembangunan, mulai dari perencanaan hingga konstruksi, merupakan hasil karya anak bangsa," ujar Joko Raharjo.
Keunggulan utama metode NATM adalah kemampuannya untuk mempercepat proses konstruksi secara signifikan. Dengan melakukan beberapa pekerjaan secara paralel, durasi proyek dapat dipersingkat tanpa mengorbankan kualitas atau keselamatan. Inovasi ini menjadi terobosan penting dalam pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia.
Joko Raharjo optimis bahwa terowongan ini tidak hanya akan menjadi solusi kemacetan tetapi juga menjadi simbol kemajuan infrastruktur di Samarinda. Ia berharap Terowongan Sultan Alimuddin-Kakap akan menjadi model pembangunan transportasi perkotaan berbasis teknologi yang memanfaatkan sumber daya lokal secara maksimal.
"Proyek ini membuktikan bahwa pembangunan infrastruktur modern dan inovatif dapat dilakukan dengan memaksimalkan pembiayaan lokal. Ini adalah tonggak sejarah bagi pengembangan transportasi perkotaan di Indonesia," pungkas Joko.
Berikut adalah poin-poin penting mengenai proyek terowongan Sultan Alimuddin-Kakap:
- Lokasi: Samarinda, Kalimantan Timur
- Progres: 91,7%
- Biaya: Rp 395,9 miliar
- Panjang: 700 meter
- Lebar: 10 meter
- Tinggi: 5 meter
- Pendanaan: APBD Samarinda
- Kontraktor: PT PP (Persero) Tbk
- Metode Konstruksi: Parallel New Austrian Tunneling Method (NATM)
- Target Operasi: Pertengahan 2025