Polisi Intensifkan Investigasi Kematian Mahasiswa UKI, Transparansi Jadi Prioritas

Investigasi Mendalam Kasus Mahasiswa UKI: Kapolres Jaktim Jamin Transparansi

Kasus kematian Kenzha Ezra Walewangko, seorang mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), terus menjadi perhatian serius pihak kepolisian. Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, menegaskan komitmen penuh untuk menjalankan investigasi secara transparan, akuntabel, dan profesional.

"Kami sangat serius dalam menangani kasus ini. Semua proses penyelidikan akan dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan utama kami adalah mengungkap kebenaran berdasarkan data dan fakta yang ada," ujar Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly dalam keterangan resminya.

Perkembangan Investigasi Terkini

Saat ini, pihak kepolisian masih menunggu hasil autopsi dari Rumah Sakit Polri Kramat Jati dan pemeriksaan dari Laboratorium Forensik (Labfor). Hasil ini krusial untuk menentukan penyebab pasti kematian korban.

Sejauh ini, tim penyidik telah memeriksa 39 saksi, meliputi berbagai pihak terkait:

  • Pihak Rektorat UKI
  • Petugas Keamanan UKI
  • Mahasiswa yang berada di sekitar lokasi kejadian
  • Mahasiswa yang mengkonsumsi minuman keras bersama korban
  • Penjual minuman keras
  • Tenaga Medis RS UKI

Untuk memperkuat penyelidikan, polisi berencana memeriksa lima saksi tambahan, sehingga total saksi yang diperiksa mencapai 44 orang. Langkah ini dilakukan untuk memastikan semua fakta dan bukti yang relevan dikumpulkan secara objektif.

Menanggapi Spekulasi Publik

Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly menanggapi spekulasi yang beredar terkait luka-luka yang dialami korban. Ia menegaskan bahwa pihak kepolisian masih menunggu hasil resmi autopsi.

"Kami memahami adanya berbagai spekulasi, namun kami berpegang pada fakta ilmiah. Keterangan mengenai penyebab kematian dan kondisi fisik korban hanya dapat disampaikan oleh ahli forensik dan ahli autopsi," tegasnya.

Pra-Rekonstruksi dan Pendekatan Scientific Crime Investigation

Pada tanggal 26 Maret 2025, pihak kepolisian telah melaksanakan pra-rekonstruksi yang melibatkan saksi-saksi kunci, termasuk mahasiswa, petugas keamanan kampus, dan pihak rumah sakit UKI. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk merekonstruksi kejadian secara detail.

Kapolres menekankan pentingnya pendekatan scientific crime investigation dalam mengungkap kasus ini. Dengan metode ini, polisi berupaya mengumpulkan dan menganalisis bukti-bukti secara sistematis dan ilmiah.

"Kami berkomitmen untuk menyelesaikan kasus ini secara akurat dan memberikan keadilan bagi semua pihak, terutama keluarga korban. Kami ingin memastikan bahwa penyebab kematian korban didasarkan pada bukti ilmiah dan bukan opini atau spekulasi," jelas Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly.

Desakan Kompolnas

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) sebelumnya telah mendesak Polres Metro Jakarta Timur untuk segera menyampaikan hasil autopsi kepada keluarga korban. Komisioner Kompolnas, Mohammad Choirul Anam, menyatakan bahwa penjelasan hasil autopsi akan memberikan kejelasan mengenai penyebab kematian mahasiswa UKI.

"Informasi mengenai penyebab kematian dan temuan luka-luka pada tubuh korban sangat penting bagi keluarga. Meskipun tidak semua detail autopsi dapat dipublikasikan demi kepentingan penyelidikan, informasi inti mengenai penyebab kematian perlu disampaikan," ujar Mohammad Choirul Anam.

Pihak kepolisian terus berupaya untuk mengumpulkan bukti dan informasi yang diperlukan untuk mengungkap kebenaran di balik kematian Kenzha Ezra Walewangko. Dengan pendekatan yang transparan dan profesional, diharapkan kasus ini dapat segera diselesaikan dan memberikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.