IHSG Terguncang Akibat Kebijakan Tarif AS, BEI Ambil Langkah Antisipasi

Dampak Tarif Trump: IHSG Sempat Dihentikan Sementara, BEI Siapkan Strategi Jitu

Jakarta, [Tanggal Hari Ini] – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan signifikan pada perdagangan Selasa, 8 April 2025, dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap penetapan tarif ekspor oleh Amerika Serikat (AS) terhadap produk-produk asal Indonesia. Sentimen negatif ini mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk memberlakukan trading halt atau penghentian sementara perdagangan saham guna meredam volatilitas yang berlebihan.

Awal sesi perdagangan menunjukkan kepanikan yang cukup besar. IHSG anjlok hingga 9,19% dan mencapai level 5.912 memaksa BEI untuk menghentikan aktivitas perdagangan selama 30 menit, dimulai pukul 09.00 WIB. Langkah ini diumumkan oleh Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmat, sebagai bagian dari upaya menjaga ketertiban, kewajaran, dan efisiensi perdagangan saham sesuai dengan regulasi yang berlaku.

"Penerapan trading halt ini merupakan respons terhadap penurunan IHSG yang melampaui ambang batas 8%," jelas Kautsar melalui keterangan tertulis.

Setelah trading halt dicabut pada pukul 09.30 WIB, IHSG menunjukkan sedikit pemulihan, namun tetap tertekan dengan penurunan sebesar 8,58% ke level 5.952 pada pukul 09.32 WIB.

BEI juga melakukan penyesuaian batas Auto Rejection Bawah (ARB) sebagai bagian dari skema trading halt. Berikut adalah skema penyesuaian ARB yang ditetapkan BEI:

  • Penurunan IHSG > 8%: Trading halt selama 30 menit.
  • Penurunan IHSG > 15%: Trading halt selama 30 menit berikutnya.
  • Penurunan IHSG > 20%: Trading suspend (penghentian perdagangan).

Trading suspend akan diberlakukan dalam dua kondisi:

  1. Penurunan terjadi hingga akhir sesi perdagangan.
  2. Penurunan berlanjut lebih dari satu sesi perdagangan dan telah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sayangnya, sentimen negatif terus berlanjut hingga penutupan perdagangan. Data dari RTI Business mencatat bahwa IHSG terkoreksi sebesar 51,447 poin, berakhir di level 5.996 atau melemah 7.90%. Perdagangan hari itu mencatatkan volume transaksi sebanyak 22,65 miliar saham dengan nilai Rp 20,40 triliun. Frekuensi perdagangan mencapai 1.428.268 kali. Secara keseluruhan, 30 saham mengalami kenaikan, 672 saham mengalami penurunan, dan 95 saham stagnan.

Strategi BEI Menghadapi Volatilitas

Menanggapi gejolak pasar, Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengungkapkan tiga strategi utama yang akan ditempuh untuk memitigasi dampak negatif dari kebijakan tarif AS dan meningkatkan stabilitas pasar modal Indonesia. Strategi tersebut antara lain:

  1. Diversifikasi Produk: BEI akan terus mengembangkan variasi produk perdagangan saham, termasuk structured warrant, single stock futures, dan Kontrak Berjangka Indeks (KBI) untuk aset asing.
  2. Peningkatan Likuiditas dan Infrastruktur: BEI berupaya meningkatkan likuiditas pasar saham melalui pengembangan infrastruktur teknologi. Peningkatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perdagangan hingga tiga kali lipat.
  3. Fokus pada IPO Berkualitas: BEI akan mendorong lebih banyak perusahaan berkualitas dengan kapitalisasi pasar besar (di atas Rp 3 triliun) untuk melakukan Initial Public Offering (IPO).

Selain strategi jangka panjang, BEI juga telah mengambil langkah-langkah jangka pendek, seperti kebijakan pembelian kembali saham (buyback) tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), penyesuaian batas ARB, dan penerapan trading halt.

Langkah-langkah antisipasi ini diharapkan dapat meredam dampak negatif dari sentimen global dan menjaga stabilitas pasar modal Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global.