Jawa Tengah Intensifkan Program Makan Bergizi Gratis: Butuh Ribuan Dapur untuk Jangkau 8 Juta Penerima Manfaat

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus memacu implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ambisius, menargetkan 8 juta penerima manfaat di seluruh wilayahnya. Sebagai langkah strategis, telah dibentuk Kelompok Kerja (Pokja) Percepatan Pelaksana MBG berdasarkan Keputusan Gubernur Jateng Nomor 100.3.3.1/88 Tahun 2025. Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, ditunjuk sebagai pemimpin langsung Pokja ini.

"Pembentukan Pokja ini adalah wujud komitmen kami untuk memastikan program MBG berjalan efektif dan efisien," tegas Taj Yasin usai memimpin rapat perdana Pokja di kantornya, Selasa (8/4/2025). "Kami menyadari skala program ini sangat besar, sehingga diperlukan koordinasi dan kolaborasi yang kuat dari semua pihak."

Salah satu temuan penting dari inventarisasi awal adalah kebutuhan mendesak akan infrastruktur dapur. Menurut data yang dihimpun, Jawa Tengah memerlukan setidaknya 3.470 dapur MBG untuk dapat menjangkau seluruh target penerima manfaat. Jumlah ini menjadi tantangan tersendiri, namun pemerintah provinsi optimis dapat mengatasinya dengan menggandeng berbagai elemen masyarakat.

Strategi Pemenuhan Kebutuhan Dapur MBG:

  • Optimalisasi Aset yang Ada: Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membuka peluang pemanfaatan aset-aset yang ada di daerah sebagai dapur MBG.
  • Kemitraan dengan Lembaga dan Swasta: Mengajak lembaga pendidikan (sekolah, pondok pesantren), pengusaha, dan organisasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyediaan makanan bergizi gratis.
  • Koordinasi Terpusat: Memastikan semua pihak yang terlibat dalam program MBG terkoordinasi dengan baik melalui Pokja Percepatan Pelaksana MBG.

Taj Yasin juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam pengadaan bahan baku makanan. Ia mendorong pemanfaatan potensi lokal melalui koperasi usaha tani, petani, peternak, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) penghasil hasil pertanian. Hal ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani lokal sekaligus memastikan ketersediaan bahan baku yang berkualitas dan terjangkau.

"Kami mengajak seluruh elemen masyarakat Jawa Tengah untuk turut serta menyukseskan program MBG ini," seru Taj Yasin. "Mari kita bersama-sama wujudkan generasi Jawa Tengah yang sehat, cerdas, dan berdaya saing."

Keberadaan 129 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sudah terbentuk menjadi modal awal yang sangat berharga. Taj Yasin mengklaim bahwa jumlah ini adalah yang terbanyak kedua secara nasional, menunjukkan keseriusan Jawa Tengah dalam menangani masalah gizi masyarakat.

Dengan pembentukan Pokja, inventarisasi kebutuhan, dan strategi yang jelas, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menunjukkan komitmennya untuk mewujudkan Program Makan Bergizi Gratis yang inklusif dan berkelanjutan. Keberhasilan program ini akan menjadi investasi berharga bagi masa depan generasi penerus bangsa.