Bank Indonesia Optimistis Inflasi 2025 Terkendali Meski Maret Catat Kenaikan

Bank Indonesia Optimistis Inflasi 2025 Terkendali Meski Maret Catat Kenaikan

Jakarta, [Tanggal Hari Ini] - Bank Indonesia (BI) menyatakan keyakinannya bahwa inflasi akan tetap terkendali hingga akhir tahun 2025, meskipun data terbaru menunjukkan adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Maret. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), IHK Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 1,65% secara month-to-month (mtm), yang mendorong inflasi tahunan menjadi 1,03% secara year-on-year (yoy).

BI menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas harga dan memperkuat kerjasama dengan pemerintah pusat dan daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID). Upaya ini akan diintensifkan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang dilaksanakan di berbagai wilayah.

"Inflasi inti tetap berada pada level yang rendah," demikian pernyataan resmi BI yang dikutip pada [Tanggal Hari Ini].

Bank sentral menjelaskan bahwa perkembangan inflasi inti dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk peningkatan harga komoditas global dan peningkatan permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri. Meskipun demikian, ekspektasi inflasi secara umum masih terjaga dengan baik.

Analisis Komponen Inflasi

Secara rinci, inflasi inti pada Maret 2025 tercatat stabil di angka 2,48% (yoy), sama dengan bulan sebelumnya. Sementara itu, kelompok volatile food mengalami inflasi signifikan sebesar 1,96% (mtm), berbanding terbalik dengan deflasi 0,93% (mtm) pada bulan sebelumnya. Komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi volatile food adalah bawang merah, cabai rawit, dan daging ayam ras. Kenaikan harga bawang merah dan cabai rawit disebabkan oleh keterbatasan produksi akibat kondisi cuaca yang tidak mendukung. Peningkatan permintaan selama periode Idul Fitri juga turut mendorong kenaikan harga daging ayam ras.

Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 0,37% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi 0,56% (yoy). BI optimis bahwa inflasi volatile food akan tetap terkendali melalui sinergi yang erat dengan TPIP dan TPID melalui program GNPIP.

Kelompok administered prices juga mengalami inflasi, dengan kenaikan sebesar 6,53% (mtm), meningkat signifikan dari deflasi 2,65% (mtm) pada bulan sebelumnya. Faktor utama yang mendorong inflasi kelompok ini adalah tarif listrik, seiring dengan berakhirnya kebijakan diskon tarif listrik sebesar 50% bagi pelanggan rumah tangga dengan daya hingga 2.200 VA. Di sisi lain, inflasi administered prices কিছুটা tertahan oleh deflasi pada komoditas angkutan udara, yang disebabkan oleh implementasi diskon harga tiket penerbangan berjadwal domestik kelas ekonomi selama periode Idul Fitri.

Secara tahunan, kelompok administered prices mencatat deflasi sebesar 3,16% (yoy), tidak sedalam deflasi pada bulan sebelumnya yang mencapai 9,02% (yoy).

Outlook dan Strategi Bank Indonesia

Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan inflasi secara seksama dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas harga. Koordinasi yang erat dengan pemerintah pusat dan daerah, serta implementasi program GNPIP, akan menjadi kunci dalam menjaga inflasi tetap terkendali sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

BI juga akan terus mengkomunikasikan kebijakan dan strategi pengendalian inflasi kepada publik untuk menjaga ekspektasi inflasi tetap stabil. Dengan berbagai upaya ini, BI optimis bahwa inflasi pada tahun 2025 akan tetap berada dalam jalur yang terkendali dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Analisis Tambahan:

Kenaikan inflasi pada bulan Maret 2025 memberikan sinyal perlunya kewaspadaan. Meskipun BI optimis, tantangan pengendalian inflasi tetap ada, terutama terkait dengan fluktuasi harga komoditas global dan gangguan cuaca yang dapat mempengaruhi produksi pangan. Keberhasilan GNPIP akan sangat bergantung pada efektivitas koordinasi antara berbagai pihak dan implementasi kebijakan yang tepat sasaran.

Daftar Komoditas Penyumbang Inflasi:

  • Bawang Merah
  • Cabai Rawit
  • Daging Ayam Ras
  • Tarif Listrik