Studi Ungkap Puasa Intermiten 4:3 Lebih Efektif dalam Menurunkan Berat Badan Dibanding Diet Kalori Tradisional

Puasa Intermiten 4:3: Strategi Ampuh Atasi Obesitas?

Di tengah maraknya metode diet untuk menurunkan berat badan, sebuah studi terbaru dari Amerika Serikat menawarkan pendekatan yang menjanjikan: puasa intermiten 4:3. Penelitian ini menyoroti efektivitas strategi tersebut dibandingkan dengan diet pembatasan kalori harian yang konvensional.

Bagaimana Puasa Intermiten 4:3 Bekerja?

Puasa intermiten 4:3 adalah pola makan yang melibatkan pembatasan kalori secara signifikan selama tiga hari dalam seminggu. Pada tiga hari tersebut, asupan kalori dikurangi hingga 80 persen dari kebutuhan normal. Sementara itu, pada empat hari sisanya, individu diperbolehkan makan seperti biasa, meski tetap disarankan untuk memilih makanan sehat.

Hasil Studi yang Signifikan

Studi yang melibatkan 165 orang dewasa dengan masalah berat badan (kegemukan atau obesitas) ini, membandingkan efektivitas puasa intermiten 4:3 dengan diet pembatasan kalori harian. Selama setahun, partisipan dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok menjalani puasa intermiten 4:3, sementara kelompok lainnya mengurangi asupan kalori harian sebesar 34 persen.

Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok yang menjalani puasa intermiten 4:3 mengalami penurunan berat badan rata-rata sebesar 7,6 persen. Sebagai perbandingan, kelompok yang melakukan pembatasan kalori harian hanya mengalami penurunan berat badan sekitar 5 persen. Meskipun selisihnya tidak terlalu besar, temuan ini mengindikasikan bahwa variasi dalam pola makan dapat menjadi strategi yang lebih efektif dan mudah dijalani bagi sebagian orang.

Lebih dari Sekadar Penurunan Berat Badan

Selain penurunan berat badan yang lebih signifikan, studi ini juga menemukan bahwa kedua kelompok mengalami perbaikan tekanan darah. Ini menunjukkan bahwa baik puasa intermiten 4:3 maupun pembatasan kalori harian dapat memberikan manfaat positif bagi kesehatan kardiovaskular.

Alternatif Bagi yang Kesulitan dengan Diet Tradisional

Dr. Victoria Catenacci, ahli endokrinologi yang memimpin penelitian ini, menekankan bahwa puasa intermiten 4:3 dapat menjadi alternatif yang menarik bagi individu yang kesulitan mengikuti diet pembatasan kalori tradisional. Ia menjelaskan bahwa variasi dalam pola makan dapat membantu mengatasi rasa bosan dan jenuh yang seringkali menjadi penghalang dalam program diet.

Catatan Penting

Perlu dicatat bahwa studi ini memiliki beberapa keterbatasan. Partisipan melaporkan sendiri asupan makanan mereka, yang berpotensi menimbulkan bias. Selain itu, kelompok puasa hanya mencatat asupan kalori pada hari-hari puasa, sehingga ada kemungkinan mereka juga secara tidak sadar membatasi asupan kalori pada hari-hari lainnya.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, studi ini memberikan bukti bahwa puasa intermiten 4:3 dapat menjadi strategi yang efektif untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan. Meskipun demikian, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum memulai program diet apa pun, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Poin Penting:

  • Puasa intermiten 4:3 melibatkan pembatasan kalori selama tiga hari seminggu.
  • Studi menunjukkan penurunan berat badan lebih besar dibandingkan diet kalori harian.
  • Kedua kelompok studi mengalami perbaikan tekanan darah.
  • Puasa intermiten 4:3 dapat menjadi alternatif bagi yang kesulitan diet tradisional.

Disclaimer: Informasi ini hanya bersifat edukasi dan tidak menggantikan saran medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum membuat perubahan signifikan pada diet Anda.