Prabowo Perketat Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis: Transparansi dan Akuntabilitas Jadi Prioritas

Prabowo Perketat Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis: Transparansi dan Akuntabilitas Jadi Prioritas

Jakarta - Presiden terpilih Prabowo Subianto menekankan komitmennya untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan program prioritasnya, Makan Bergizi Gratis (MBG). Penegasan ini disampaikan sebagai respons terhadap potensi penyimpangan dan upaya untuk menjamin program tersebut berjalan efektif sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam wawancara eksklusif dengan sejumlah pemimpin redaksi media pada Minggu (6/4/2025), Prabowo menjelaskan langkah-langkah konkret yang akan diambil untuk mengawal program MBG. Pengawasan ketat akan melibatkan berbagai elemen masyarakat dan lembaga pemerintah, menciptakan sistem check and balance yang kuat.

Pengawasan Berlapis untuk Mencegah Korupsi

Prabowo menekankan bahwa pengawasan merupakan kunci utama untuk mencegah praktik korupsi dan memastikan kualitas makanan yang diberikan kepada penerima manfaat. Ia menginstruksikan seluruh pihak terkait, mulai dari Komandan Kodim, Kepala Kepolisian, Camat, Bupati, hingga Kepala Sekolah, untuk aktif terlibat dalam proses pengawasan.

"Saya minta Komandan Kodim mengawasi, kepala polisi mengawasi, camat mengawasi, kabupaten mengawasi, kepala-kepala sekolah mengawasi. Jadi kepala sekolah, kalau dia lihat makannya enggak benar, cepat laporan," tegas Prabowo.

Selain itu, Prabowo juga menyoroti pentingnya peran manajer program di lapangan. Manajer ini bertugas untuk mengatasi masalah-masalah teknis yang mungkin timbul, seperti gangguan listrik yang dapat merusak kualitas makanan. Dengan adanya manajer yang responsif, masalah dapat segera diatasi dan makanan pengganti dapat disediakan.

Pengalaman Lapangan dan Ketegasan Prabowo

Prabowo juga berbagi pengalamannya saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dapur-dapur penyedia makanan. Ia mengungkapkan bahwa dirinya tidak bisa dibohongi dan sangat detail dalam memperhatikan kualitas makanan yang disajikan.

"Saya itu gak bisa dibohongi," ujarnya. "Saya prihatin, tapi yang saya sedih, ya saya datang ke suatu desa atau suatu daerah, nanti ada ibu-ibu datang, 'Pak, desa sebelah sudah dapat makan bergizi, desa kami belum'."

Prabowo juga menyoroti beberapa temuan yang mengindikasikan potensi penyimpangan, seperti penggunaan minyak goreng yang berulang kali dan penyajian telur dadar yang tidak sesuai standar.

"Kalau makanannya itu terlalu hitam, itu minyak gorengnya itu dipakai berkali-kali. Jadi ini kita sidak," katanya.

Untuk memastikan setiap anak mendapatkan nutrisi yang cukup, Prabowo menginstruksikan agar telur disajikan dalam bentuk rebus atau ceplok, bukan dadar. Hal ini untuk menghindari praktik pengurangan porsi dengan mencampur telur dengan tepung.

Belajar dari Brasil dan Optimisme Prabowo

Prabowo mengaku terinspirasi oleh pengalaman Brasil dalam melaksanakan program pemberian makanan untuk anak-anak. Ia bertemu dengan mantan Presiden Brasil, Dilma Rousseff, yang menceritakan bahwa program serupa di Brasil membutuhkan waktu 11 tahun untuk menjangkau 30 juta anak.

"Ini bangsa Indonesia ada boneknya itu, kita 82 juta dalam satu tahun. Iya kan?" kata Prabowo, menunjukkan keyakinannya bahwa Indonesia mampu melaksanakan program MBG dengan skala yang lebih besar dalam waktu yang lebih singkat.

Program Tambahan untuk Ibu Hamil

Selain memberikan makanan bergizi kepada anak-anak, program MBG juga akan menyasar ibu hamil sebagai upaya pencegahan stunting. Prabowo mengungkapkan bahwa program ini melibatkan penyuluh KB yang bertugas mengantarkan makanan langsung ke rumah ibu hamil.

"Ternyata BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), dia punya petugas di desa. Penyuluh KB. Jadi, sekarang tugas tambahan penyuluh KB, dia ambil makan dari dapur, dia antar ke ibu hamil," jelasnya.

Dengan pengawasan yang ketat, transparansi, dan program yang komprehensif, Prabowo optimis bahwa program Makan Bergizi Gratis dapat berjalan sukses dan memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.