Salah Diagnosis, Meriam Bellina Alami Serangan Jantung yang Disangka GERD: Kenali Perbedaan Gejala Keduanya
Aktris senior, Meriam Bellina, baru-baru ini mengungkapkan pengalamannya menghadapi serangan jantung yang sempat terkecoh sebagai kambuhnya penyakit GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Kejadian yang berlangsung pada penghujung tahun 2024 tersebut, memberikan pelajaran penting tentang pentingnya mengenali perbedaan gejala antara serangan jantung dan GERD. Pengalaman Meriam Bellina ini menjadi sorotan karena kesamaan gejala yang seringkali membuat bingung, bahkan bagi tenaga medis.
Meriam Bellina, seperti dikutip dari wawancara sebelumnya, menjelaskan bahwa ia memiliki riwayat GERD yang cukup parah. Beberapa minggu sebelum serangan jantung terjadi, ia merasakan gejala asam lambung yang berulang. Namun, kali ini berbeda. Pengobatan yang biasa ia lakukan tidak memberikan perbaikan. Ia mengalami muntah secara tiba-tiba saat tidur di malam hari, tubuhnya mengeluarkan keringat dingin, dan merasakan sesak napas seolah dadanya terhimpit. Karena kondisi yang semakin memburuk, Meriam dilarikan ke rumah sakit. Di instalasi gawat darurat (IGD), ia awalnya hanya diberikan obat lambung.
Namun, berkat pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), barulah diketahui bahwa Meriam Bellina mengalami serangan jantung. Nigel, putra Meriam Bellina yang mendampingi sang ibu saat itu, menuturkan bahwa ibunya sebenarnya sudah melewati masa golden hour penanganan serangan jantung. Setelah kejadian tersebut, dokter menyarankan Meriam Bellina untuk memasang ring jantung. Pengalaman ini menggarisbawahi betapa pentingnya pemahaman tentang gejala serangan jantung dan GERD, yang seringkali tumpang tindih. Artikel ini akan mengulas lebih lanjut mengenai perbedaan gejala kedua kondisi tersebut.
Mirip Tapi Tak Sama: Mengupas Gejala Serangan Jantung dan GERD
GERD dan serangan jantung memang memiliki beberapa gejala yang serupa, terutama nyeri dada. Bahkan, dokter yang berpengalaman sekalipun tidak selalu dapat membedakan keduanya hanya berdasarkan riwayat medis dan pemeriksaan fisik, demikian menurut Mayo Clinic. Oleh karena itu, pasien yang datang ke ruang gawat darurat dengan keluhan nyeri dada akan menjalani serangkaian tes untuk menyingkirkan kemungkinan serangan jantung. Tes tersebut meliputi elektrokardiogram (EKG) dan tes darah.
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk segera mencari pertolongan medis darurat jika Anda mengalami nyeri dada yang terus-menerus. Bahkan jika nyeri dada mereda dalam beberapa jam, konsultasi dengan dokter tetap diperlukan. Nyeri dada akibat GERD dan serangan jantung bisa datang dan pergi, namun nyeri dada tidak harus berlangsung lama untuk menjadi tanda peringatan serangan jantung.
Mengenali Gejala GERD
GERD adalah kondisi kronis di mana asam lambung naik ke esofagus (saluran yang menghubungkan mulut dengan lambung). Refluks asam ini terjadi secara berulang, setidaknya lebih dari dua kali seminggu. GERD dapat menyebabkan nyeri ulu hati atau heartburn, yaitu sensasi terbakar yang menyakitkan di bagian tengah dada, tepat di belakang tulang dada (sternum). Nyeri akibat GERD cenderung terlokalisasi dan tidak menyebar ke area lain. Gejala GERD lainnya meliputi:
- Rasa asam atau tidak enak di mulut
- Bau mulut
- Kerusakan gigi
- Kesulitan menelan
- Mual dan muntah
- Suara serak
Mayo Clinic juga menjabarkan ciri khas lain dari GERD:
- Gejala biasanya terjadi setelah makan atau saat berbaring atau membungkuk
- Rasa nyeri dapat membangunkan Anda dari tidur, terutama jika Anda makan dalam waktu dua jam sebelum tidur
- Biasanya bisa diatasi dengan antasida
- Rasa asam di mulut bisa muncul terutama saat berbaring
- Rasa mual muncul bisa disertai dengan naiknya sedikit isi perut ke bagian belakang tenggorokan (regurgitasi).
Memahami Gejala Serangan Jantung
Serangan jantung disebabkan oleh penyakit arteri koroner, yaitu kondisi ketika arteri koroner menyempit atau tersumbat oleh penumpukan plak. Hal ini menghambat aliran darah yang membawa oksigen ke jantung, sehingga dapat merusak atau mematikan sebagian otot jantung.
Serangan jantung umumnya ditandai dengan nyeri dada yang tiba-tiba dan hebat, disertai dengan kesulitan bernapas. Namun, gejala serangan jantung dapat bervariasi pada setiap orang. Gejala serangan jantung bisa meliputi:
- Rasa tertekan, sesak, nyeri, atau sensasi terjepit atau sakit di dada yang dapat menjalar ke leher, rahang, lengan, atau punggung
- Mual, gangguan pencernaan, nyeri ulu hati atau nyeri perut
- Sesak napas
- Keringat dingin
- Kelelahan
- Sakit kepala ringan atau tiba-tiba pusing
Nyeri dada dan rasa tidak nyaman di dada adalah gejala serangan jantung yang paling umum baik pada pria maupun wanita. Namun, wanita lebih mungkin mengalami gejala lain seperti nyeri rahang atau punggung, sesak napas, serta mual atau muntah.
Masalah jantung lebih umum terjadi pada orang yang memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, atau kolesterol tinggi. Merokok dan kelebihan berat badan juga merupakan faktor risiko. Jika Anda menunjukkan tanda-tanda di atas, segera cari pertolongan medis di ruang gawat darurat.