Penanganan Banjir Bekasi Butuh Solusi Terintegrasi, Bukan Sekadar Peninggian Tanggul

Penanganan Banjir Bekasi Butuh Pendekatan Holistik, Bukan Hanya Peninggian Tanggul

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menekankan perlunya pendekatan terintegrasi dalam mengatasi permasalahan banjir di Bekasi. Pernyataan ini disampaikannya menyusul peristiwa banjir yang baru-baru ini melanda wilayah tersebut. Beliau secara tegas membantah anggapan bahwa solusi permasalahan banjir semata-mata terletak pada peninggian tanggul. Menurut Menko PMK, tanggul yang telah dibangun di Bekasi telah memiliki ketinggian yang signifikan, mencapai enam meter, namun masih kewalahan menghadapi ketinggian air yang mencapai delapan meter. Hal ini menunjukkan bahwa solusi struktural semata, seperti peninggian tanggul, tidaklah cukup efektif untuk mengatasi banjir yang kompleks ini.

Lebih lanjut, Pratikno menjelaskan bahwa akar permasalahan banjir di Bekasi harus ditelusuri hingga ke hulunya. Pembenahan tata ruang secara menyeluruh menjadi kunci utama dalam strategi penanggulangan banjir. Hal ini meliputi pengelolaan kawasan hulu sungai dan seluruh area aliran sungai. Pemerintah, tegasnya, akan memprioritaskan pembenahan tata ruang ini sebagai upaya fundamental dalam mencegah terjadinya banjir di masa mendatang. Ia menegaskan bahwa upaya ini merupakan langkah strategis untuk mengatasi permasalahan yang sudah diprediksi sejak awal, sehingga peristiwa banjir terkini menjadi momentum untuk melakukan perbaikan mendasar, baik di wilayah hulu maupun hilir.

Selain pembenahan tata ruang, Menko PMK juga menyinggung rencana pembangunan tanggul raksasa atau Giant Sea Wall di pesisir pantai utara Pulau Jawa. Proyek ambisius ini, yang telah digagas oleh Presiden Prabowo sejak awal kepemimpinannya, dinilai sebagai solusi jangka panjang yang krusial menghadapi ancaman banjir yang semakin meningkat di wilayah pesisir utara Jawa. Giant Sea Wall ini bukan hanya ditujukan untuk mengatasi masalah banjir di Jabodetabek, tetapi juga untuk melindungi wilayah pesisir utara Jawa secara keseluruhan, termasuk daerah-daerah yang juga terdampak banjir seperti di Jawa Tengah, misalnya Demak. Langkah ini, menurut Pratikno, sangat penting mengingat tantangan perubahan iklim (climate change) yang semakin nyata dan berdampak signifikan terhadap peningkatan frekuensi dan intensitas banjir.

Secara keseluruhan, strategi penanggulangan banjir di Bekasi membutuhkan pendekatan yang holistik dan terintegrasi. Peninggian tanggul bukanlah solusi tunggal, tetapi harus diimbangi dengan perbaikan tata ruang secara menyeluruh dari hulu hingga hilir, serta proyek jangka panjang seperti Giant Sea Wall untuk perlindungan pesisir. Peristiwa banjir terkini menjadi pembelajaran berharga yang mendorong pemerintah untuk mengambil langkah-langkah komprehensif dalam mengatasi masalah ini.