Lonjakan Penumpang KRL Pascalebaran 2025: Keluhan Memuncak di Stasiun Manggarai

Penumpang KRL Mengeluhkan Kepadatan Pascalebaran yang Meningkat

Jakarta – Arus balik Lebaran 2025 rupanya membawa dampak signifikan terhadap kepadatan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek. Sejumlah penumpang mengeluhkan lonjakan drastis jumlah pengguna, terutama di stasiun transit utama seperti Manggarai. Kepadatan ini menyebabkan ketidaknyamanan dan kelelahan ekstra bagi para komuter.

Alisa, seorang mahasiswi berusia 20 tahun yang rutin menggunakan KRL dari Bekasi Timur ke Lenteng Agung, mengungkapkan bahwa kepadatan KRL setelah libur Lebaran jauh lebih parah dibandingkan sebelumnya. "Saya sudah biasa naik kereta transit di Stasiun Manggarai dari Stasiun Bekasi Timur menuju Lenteng Agung pada jam kerja, tapi setelah libur Lebaran 2025, kereta jadi lebih padat," ujarnya. Ia menggambarkan pengalamannya naik kereta dari Bekasi Timur ke Manggarai sebagai pengalaman yang sangat tidak menyenangkan, dengan kondisi berdesak-desakan yang ekstrem hingga sulit untuk berdiri dengan nyaman.

"Sekarang tuh beneran parah banget, desak-desakannya parah banget, saya sampai bertanya apakah ini manusiawi?"

Alisa juga menyoroti peningkatan keramaian di Stasiun Manggarai, yang menurutnya berbeda jauh dibandingkan sebelum atau selama bulan puasa. Kondisi ini semakin memperburuk pengalaman perjalanan para penumpang.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh Endro, seorang karyawan swasta berusia 54 tahun yang menggunakan KRL dari Bojong Gede ke Sudirman. Ia mengakui bahwa kondisi di dalam gerbong KRL jauh lebih padat dibandingkan sebelum Lebaran. "Biasanya, Stasiun Manggarai emang ramai, tapi sekarang semakin ramai," katanya.

Kepadatan penumpang ini berdampak langsung pada tingkat kelelahan Endro. Selain berdesak-desakan di dalam kereta, ia juga merasa lelah karena harus naik turun tangga untuk berpindah peron di Stasiun Manggarai. Sebagai pengguna KRL dari Bogor yang harus transit di Manggarai untuk menuju Sudirman, ia terpaksa melewati anak tangga untuk sampai ke peron tujuan. Hal ini menambah beban fisik dan mental para komuter.

Strategi Penumpang Mengatasi Kepadatan

Untuk mengatasi kepadatan, Endro memilih untuk naik kereta yang lebih sepi menuju Stasiun Sudirman, meskipun harus menunggu lebih lama. Ia menghindari kereta yang langsung menuju Cikarang atau Bekasi karena biasanya sangat penuh. "Saya pilih kereta yang naiknya dari Manggarai arah Kampung Bandan karena lebih sepi, bisa dapet duduk. Saya enggak mau naik kereta arah Cikarang atau Bekasi ke Kampung Bandan, itu ramai banget, enggak muat juga saya masuknya," jelasnya.

Kondisi ini menyoroti perlunya perhatian lebih dari pihak terkait, seperti PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pasca libur panjang. Peningkatan frekuensi perjalanan, penambahan gerbong, dan perbaikan infrastruktur stasiun diharapkan dapat mengurangi kepadatan dan meningkatkan kenyamanan para pengguna KRL.

Antisipasi dan Evaluasi

Evaluasi terhadap pola pergerakan penumpang pasca libur Lebaran perlu dilakukan secara berkala untuk mengidentifikasi titik-titik kritis dan merumuskan solusi yang efektif. Selain itu, sosialisasi mengenai alternatif rute dan jadwal keberangkatan juga dapat membantu mengurai kepadatan di stasiun-stasiun tertentu.

Diharapkan, dengan langkah-langkah yang tepat, pengalaman menggunakan KRL Commuter Line dapat menjadi lebih nyaman dan efisien bagi seluruh masyarakat.