Optimisme Tukang Bangunan Semarang Kembali ke Depok dengan Program Mudik Balik Gratis
Pemkab Semarang Fasilitasi Warga Balik ke Perantauan dengan Angkutan Gratis
Ratusan warga Kabupaten Semarang memanfaatkan program arus balik gratis yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang. Program ini menjadi angin segar bagi para pekerja informal yang merantau di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Dua unit bus disiapkan untuk mengangkut sekitar seratus warga dari enam kecamatan, yaitu Ungaran, Ambarawa, Tengaran, Suruh, Bringin, dan Susukan, menuju perantauan mereka.
Irfan Supriyadi, seorang tukang bangunan berusia 50 tahun asal Desa Reksosari, Kecamatan Suruh, mengungkapkan rasa syukurnya atas inisiatif Pemkab Semarang ini. Pria yang telah merantau ke Depok, Jawa Barat, selama 25 tahun ini, merasakan betul manfaat dari angkutan gratis tersebut. "Sangat membantu meringankan beban kami," ujarnya saat ditemui di Terminal Bawen.
Hemat Biaya Transportasi
Menurut Irfan, biaya transportasi menggunakan angkutan umum untuk satu orang bisa mencapai Rp 500.000. Jika ia mudik bersama istrinya, total biaya yang harus dikeluarkan mencapai Rp 1 juta, belum termasuk biaya makan dan lain-lain. "Jumlah itu sangat besar bagi kami yang bekerja sebagai kuli bangunan," imbuhnya.
Irfan menuturkan bahwa menjelang Lebaran, ia kerap menganggur karena sepinya proyek konstruksi. Meskipun demikian, ia tetap optimistis akan mendapatkan pekerjaan setibanya di Depok. "Sudah berkomunikasi dengan teman-teman, semoga ada rezeki," harapnya.
Pengalaman Mengikuti Program Mudik Gratis
Irfan telah mengikuti program mudik gratis sejak tahun 2016. Ia mengaku bahwa proses pendaftaran cukup mudah. "Tinggal cari informasi dan mendaftar, pasti terangkut. Selain gratis, kami juga mendapat makan dan paket sembako dari Bapak Bupati," ungkapnya.
Untuk program arus balik gratis, Irfan baru tiga kali berkesempatan mengikutinya karena terkendala jadwal pekerjaan. "Dulu kalau sudah dapat kerjaan, ya berangkat duluan. Tapi kalau sedang longgar, saya selalu memilih yang gratis," jelasnya.
Koordinasi yang Baik
Jatmiko (35), seorang koordinator warga dan pedagang buah di Kelapa Gading, Jakarta, mengapresiasi kelancaran program mudik-balik gratis ini. Ia menjelaskan bahwa tidak ada kendala berarti selama warga mengikuti prosedur yang ditetapkan. Sebagai koordinator, Jatmiko berperan sebagai penghubung antara warga dan pemerintah dalam penyelenggaraan program ini.
"Kami juga mendata warga yang membawa sepeda motor dan melaporkannya kepada pihak terkait," tambahnya.
Penambahan Armada di Tahun Depan
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, menyatakan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas program mudik gratis ini. Ia berencana untuk menambah jumlah armada bus pada tahun depan agar semakin banyak warga yang dapat merasakan manfaatnya. "Kita akan upayakan agar tahun depan jumlah armada yang mengangkut warga bisa ditambah," pungkasnya.
Program mudik balik gratis ini menjadi bukti nyata perhatian pemerintah daerah terhadap kesejahteraan warganya, khususnya mereka yang berjuang mencari nafkah di perantauan.
- Gratis
- Mudah diakses
- Meringankan beban biaya
- Membantu warga yang kurang mampu