Tower Bersama Infrastructure Catat Pertumbuhan Pendapatan dan Optimalisasi Jaringan di Tahun 2024

JAKARTA, (Nama Media) - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi terkemuka, mengumumkan kinerja keuangan yang solid untuk tahun buku 2024. Perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan, didukung oleh peningkatan rasio penyewaan menara dan optimalisasi jaringan di seluruh Indonesia.

Kinerja Keuangan yang Solid

TBIG membukukan pendapatan sebesar Rp 6,87 triliun sepanjang tahun 2024, mencerminkan pertumbuhan yang stabil dibandingkan tahun sebelumnya. EBITDA (Laba Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) juga menunjukkan kinerja yang kuat, mencapai Rp 5,87 triliun dengan marjin EBITDA yang terjaga tinggi di angka 85,5%. Capaian ini menunjukkan efisiensi operasional dan pengelolaan biaya yang efektif oleh manajemen TBIG.

Ekspansi Jaringan dan Peningkatan Rasio Sewa

Per 31 Desember 2024, TBIG mengelola total 23.892 site telekomunikasi yang terdiri dari 23.778 menara telekomunikasi dan 114 jaringan Distributed Antenna System (DAS). Total penyewaan mencapai 42.722, dengan rasio kolokasi (tenancy ratio) sebesar 1,79. Artinya, setiap menara rata-rata disewakan oleh 1,79 operator telekomunikasi. Peningkatan rasio sewa ini menunjukkan tingginya permintaan akan infrastruktur telekomunikasi yang berkualitas di Indonesia.

Menurut keterangan resmi dari Hardi Wijaya Liong, CEO TBIG, perseroan berhasil menambahkan 2.333 penyewaan kotor pada tahun 2024, terdiri dari 1.551 site telekomunikasi baru dan 782 kolokasi. "Kami terus bekerja sama dengan para pelanggan kami untuk mengoptimalkan jaringan mereka dan memperluas cakupan mereka di seluruh Indonesia," ujar Hardi.

Manajemen Utang yang Hati-hati

Dari sisi struktur permodalan, total pinjaman TBIG per akhir 2024 tercatat sebesar Rp30,20 triliun, termasuk pinjaman dalam mata uang dolar AS yang diukur menggunakan kurs lindung nilai. Pinjaman senior mencapai Rp627 miliar. Dengan saldo kas sebesar Rp1,48 triliun, total pinjaman bersih menjadi Rp28,72 triliun. Rasio utang bersih terhadap EBITDA berada di level 4,9 kali.

Helmy Yusman Santoso, CFO TBIG, menjelaskan bahwa perseroan terus meningkatkan eksposur di pasar pinjaman Rupiah dan obligasi Rupiah lokal, yang mencakup setengah dari total utang pada akhir 2024. "Untuk utang dalam mata uang USD, strategi lindung nilai yang kami terapkan dengan hati-hati telah terbukti sangat efektif, melindungi Perseroan dari tekanan yang dihadapi Rupiah belakangan ini," kata Helmy.

Prospek Pertumbuhan di Tengah Ekspansi Digital

Kinerja positif TBIG di tahun 2024 mencerminkan peran penting perusahaan dalam mendukung pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia. Dengan penetrasi internet dan penggunaan layanan digital yang terus meningkat, permintaan akan infrastruktur telekomunikasi yang handal dan berkualitas juga akan terus meningkat. TBIG berada pada posisi yang strategis untuk memanfaatkan peluang ini dan melanjutkan pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan.

TBIG terus berinvestasi dalam inovasi dan teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan. Perseroan juga berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam memperluas jangkauan jaringan telekomunikasi hingga ke daerah-daerah terpencil di Indonesia.

Rincian Kinerja Keuangan TBIG Tahun 2024:

  • Pendapatan: Rp 6,87 triliun
  • EBITDA: Rp 5,87 triliun
  • Marjin EBITDA: 85,5%
  • Total Penyewaan: 42.722
  • Site Telekomunikasi: 23.892
  • Rasio Kolokasi: 1,79
  • Total Pinjaman: Rp 30,20 triliun
  • Pinjaman Bersih: Rp 28,72 triliun

Dengan fundamental bisnis yang kuat dan strategi yang tepat, TBIG optimis dapat terus memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan berkontribusi pada kemajuan industri telekomunikasi di Indonesia.