Aktor Tio Pakusadewo Ungkap Pengalaman Dua Kali Terserang Stroke dalam Kesendirian
Aktor senior Tio Pakusadewo baru-baru ini mengungkapkan pengalaman pahitnya saat mengalami dua kali serangan stroke tanpa diketahui oleh orang lain. Pengakuan ini ia sampaikan dalam sebuah wawancara di Jakarta Selatan, Selasa (8/4/2025).
Menurut Tio, stroke pertama yang ia alami tidak sampai menyebabkan perubahan fisik yang signifikan. Ia merasa beruntung masih bisa selamat, meskipun saat itu nyawanya terancam. Namun, pengalaman stroke kedua menjadi lebih dramatis. Saat itu, Tio seorang diri di rumah pada pukul 2 dini hari. Ia mengalami kebingungan, kehilangan kesadaran (blackout), dan berusaha menghubungi anak-anaknya, namun tidak ada jawaban karena waktu yang larut.
"Saya tuh sendiri di rumah, jam 2 pagi alamin linglung terus blackout terus sadar lagi, terus berusaha menghubungi nomor anak-anak tapi gak ada yang nyaut karena jam 2 pagi," ungkap Tio.
Dalam kondisi yang serba sulit, Tio mencoba mencari pertolongan dengan menghubungi teman-teman SMP-nya. Upaya ini membuahkan hasil. Beberapa teman datang ke rumahnya pada pukul 12 siang. Mereka bahkan sampai memanjat pagar dan mendobrak pintu untuk masuk ke kamar Tio, yang saat itu dalam kondisi tidak berdaya.
"Saya bangun lagi jam 5-anlah, saya telepon teman-teman saya. Yang datang ya teman-teman saya, jam 12 datang ke rumah, dia naik pagar lompat, bongkar semua, masuk kamar. Saya dalam keadaan yang gak bisa apa-apa," jelasnya.
Teman-teman Tio dengan sigap memberikan pertolongan pertama, mengingat pentingnya golden hour dalam penanganan stroke. Mereka berusaha mengeluarkan darah dari tangan dan telinga Tio, sebelum akhirnya membawanya ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON).
"Merekalah yang kemudian mencoba membuat, karena mereka pikir masih golden hour, karena di stroke itu kan ada golden hour kan. Di golden hour itu berusaha mengeluarkan darah dari tangan, dari kuping, dari apa, terus dibawa ke RS PON. Untungnya dibawa ke situ, kalau nggak dibawa ke situ mungkin sudah (meninggal)," lanjutnya.
Tio mengakui bahwa momen tersebut sangat mengancam nyawanya. Ia berharap kejadian serupa tidak akan terulang lagi. Meskipun demikian, Tio tidak berencana untuk mengubah gaya hidupnya secara drastis dengan melakukan diet ketat atau pantangan makanan tertentu.
"Kalau saya gak sih (mantang makanan). Seharusnya kalau mau mengikuti apa yang disarankan dokter dan lain-lain ya banyak yang mesti diitukan (dipantang), tetapi saya nggak, saya bandel saja," pungkas Tio sambil tertawa.
Pengalaman Tio Pakusadewo ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga kesehatan dan memiliki orang-orang terdekat yang siap membantu dalam situasi darurat. Meskipun Tio memilih untuk tidak mengikuti saran medis terkait pola makan, kita tetap harus mengutamakan kesehatan sebagai investasi masa depan.