Ancaman Tarif Trump Picu Diskursus Manufaktur iPhone di AS: Realistiskah?

Ancaman Tarif Trump Picu Diskursus Manufaktur iPhone di AS: Realistiskah?

Retorika perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali memanas. Presiden Donald Trump, melalui kebijakan tarif impor yang agresif, mendorong wacana pemindahan produksi iPhone ke dalam negeri. Namun, gagasan ini memicu perdebatan sengit mengenai kelayakan dan implikasinya.

Klaim Trump dan Realitas di Lapangan

Trump, melalui juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt, menyatakan keyakinannya bahwa AS memiliki kapasitas tenaga kerja dan sumber daya yang cukup untuk memproduksi iPhone secara lokal. Ia bahkan menyinggung investasi Apple sebesar 500 miliar dolar AS di AS sebagai indikasi kesiapan perusahaan. Akan tetapi, investasi ini ditujukan untuk produksi server Private Cloud Compute, bukan produksi iPhone.

Banyak pihak menilai klaim Trump sebagai "fantasi belaka." Laporan 404 Media menyoroti bahwa produksi iPhone bukan hanya soal perakitan, melainkan juga melibatkan rantai pasok global yang kompleks. iPhone menggunakan komponen dari berbagai negara, seperti kamera dari Jepang, prosesor dari Taiwan, layar dari Korea Selatan, dan memori dari Amerika Serikat. Selain itu, Apple bergantung pada pemasok dari lebih dari 50 negara dan bahan baku dari 79 negara, termasuk mineral langka yang sulit didapatkan di AS.

Tantangan Manufaktur di AS

CEO Apple, Tim Cook, pernah menegaskan bahwa daya tarik Tiongkok bukan sekadar upah murah, melainkan kedalaman keterampilan manufaktur yang tak tertandingi. Cook menjelaskan bahwa China memiliki keunggulan dalam precision tooling, teknik perakitan, dan pengerjaan material tingkat tinggi. Ia bahkan menggambarkan bahwa mencari insinyur tooling di AS sangat sulit, sementara di China jumlahnya bisa memenuhi beberapa lapangan sepak bola.

Kemampuan manufaktur di AS diperkirakan akan memakan waktu 3 tahun dan 30 miliar dolar AS untuk memindahkan 10 persen dari rantai pasokan Apple dari Asia ke AS. Analis Wedbush, Ives, memperingatkan bahwa jika iPhone diproduksi di AS, harganya bisa melonjak menjadi 3.500 dolar AS. Ives juga menambahkan bahwa konsep membuat iPhone di AS tidak realistis dengan harga 1.000 dolar AS.

Apple sendiri pernah mencoba memproduksi Mac Pro di Texas, namun mengalami kesulitan menemukan pemasok lokal dan pekerja terampil. Hal ini menyebabkan penundaan dan biaya tak terduga.

Strategi Apple Menghadapi Tarif

Apple belum memberikan komentar resmi mengenai kebijakan tarif Trump. Namun, laporan yang beredar menyebutkan bahwa perusahaan telah menimbun iPhone dan berencana mengandalkan impor dari India, di mana tarifnya lebih rendah. Strategi ini dilakukan untuk mengimbangi biaya yang terkait dengan impor dari Tiongkok.

Wacana pemindahan produksi iPhone ke AS memunculkan pertanyaan mendasar tentang daya saing manufaktur Amerika dan kompleksitas rantai pasok global. Meskipun dorongan politik untuk memproduksi di dalam negeri kuat, realitas ekonomi dan operasional menunjukkan tantangan yang signifikan.

Daftar Pemasok iPhone

Berikut ini adalah daftar pemasok iPhone:

  • Kamera: Jepang
  • Prosesor: Taiwan
  • Layar: Korea Selatan
  • Memori: Amerika Serikat
  • Pemasok: Lebih dari 50 negara
  • Bahan baku mineral langka: 79 negara