Surya Sahetapy Kenang Wasiat Sang Ayah, Ray Sahetapy: Perjuangkan Kesejahteraan Komunitas Tuli Hingga Akhir Hayat

Surya Sahetapy Ungkap Obrolan Mendalam dengan Ray Sahetapy Tentang Kematian dan Warisan untuk Komunitas Tuli

Kepergian aktor senior Ray Sahetapy pada 1 April lalu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan dunia perfilman Indonesia. Namun, bagi putranya, Surya Sahetapy, kepergian sang ayah juga menjadi momen untuk merenungkan kembali obrolan-obrolan mendalam yang pernah mereka lakukan, terutama mengenai kematian dan warisan yang ditinggalkan untuk komunitas tuli.

Dalam sebuah kesempatan di acara Pagi Pagi Ambyar Trans TV, Surya berbagi kenangan tentang bagaimana Ray Sahetapy, jauh sebelum meninggal dunia, telah mempersiapkan dirinya dan keluarga untuk menghadapi kemungkinan terburuk. Perbincangan mengenai kematian, yang mungkin dianggap tabu oleh sebagian orang, justru menjadi bekal berharga bagi Surya untuk mengikhlaskan kepergian ayahnya.

"Diskusi itu sangat berharga. Bukan soal kematiannya, tapi gimana caranya kita mengikhlaskan orang tersebut," ujar Surya, mengenang percakapannya dengan sang ayah. Ia menambahkan bahwa pengalaman berduka selama 12 tahun atas kepergian kakaknya, Gisca, telah memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menerima kenyataan dan fokus pada kenangan indah yang ditinggalkan.

Lebih dari sekadar obrolan tentang kematian, Surya juga mengungkapkan pesan penting yang dititipkan Ray Sahetapy, yaitu untuk terus memperjuangkan kesejahteraan komunitas tuli. Ray Sahetapy, yang dikenal dekat dengan komunitas tuli, berpesan agar Surya terus mendukung dan membantu mereka berkarya, khususnya di bidang seni.

Warisan Ray Sahetapy untuk Komunitas Tuli

Ray Sahetapy memiliki perhatian khusus pada komunitas tuli. Keinginan untuk membangun teater khusus tuli menjadi salah satu mimpi besarnya yang hingga kini masih diupayakan untuk diwujudkan. Surya bertekad untuk melanjutkan cita-cita sang ayah dan terus mendukung komunitas tuli dalam mengembangkan potensi mereka.

"Jadi pesan Ayah, Surya harus terus memperjuangkan komunitas tuli sampai Allah memanggil," kenang Surya, terharu.

Kenangan Surya di Amerika Serikat

Surya, yang saat ini tinggal dan bekerja di Amerika Serikat, juga menceritakan bagaimana keluarganya, termasuk Ray Sahetapy, selalu memberikan dukungan dan semangat selama ia merantau. Meskipun sempat merasa berat dan khawatir tidak bisa bertemu lagi, dukungan dari keluarga melalui video call dan komunikasi intensif telah membantunya beradaptasi dan meraih kesuksesan di negeri orang.

"Ketika ngobrol sama Ayah, pada saat tu memang diskusinya sangat berat ya. Sempat nangis juga pas saya meninggalkan dia buat ke Amerika. (Di awal-awal) setiap tahun saya nangis. Gimana kalau saya nggak bisa ketemu lagi. Tapi Ayah, Ibu, Kakak, Adik, keponakan, semua video call saya. Setiap saat membantu saya, menenangkan saya saat pertama kali ke Amerika," tutup Surya.

Kepergian Ray Sahetapy memang meninggalkan duka, namun warisan berupa nilai-nilai kehidupan, pesan untuk terus berjuang, dan cinta kasih kepada komunitas tuli akan terus hidup dan menginspirasi banyak orang.

Poin Penting:

  • Persiapan menghadapi kematian: Ray Sahetapy mengajak Surya berdiskusi tentang kematian, membantu Surya mengikhlaskan kepergiannya.
  • Wasiat untuk komunitas tuli: Ray Sahetapy berpesan agar Surya terus memperjuangkan kesejahteraan dan mendukung komunitas tuli.
  • Dukungan keluarga: Keluarga, termasuk Ray Sahetapy, memberikan dukungan penuh kepada Surya selama ia merantau di Amerika Serikat.
  • Warisan nilai: Ray Sahetapy mewariskan nilai-nilai kehidupan, semangat perjuangan, dan cinta kasih kepada sesama.