Habitat Terganggu, Biawak Resahkan Warga Ungaran: Damkar Turun Tangan

Biawak Berukuran Besar Resahkan Warga Ungaran, Semarang

Kemunculan satwa liar di permukiman warga kembali terjadi. Kali ini, seekor biawak berukuran lebih dari satu meter membuat panik seorang warga di Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Novi Susanti, pemilik rumah, mendapati reptil tersebut berada di dapurnya dan segera menghubungi petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Semarang untuk meminta bantuan evakuasi.

Proses Evakuasi Dramatis di Dapur Warga

Menurut Komandan Regu B Posko Damkar Ungaran, Mujiyanto, laporan mengenai biawak masuk rumah diterima pada Rabu (9/4/2025) sekitar pukul 09.00 WIB. Warga yang bersangkutan telah melihat reptil itu berkeliaran di sekitar rumahnya sebanyak tiga kali. Diduga, biawak tersebut mencari tempat persembunyian atau sumber makanan di dalam rumah.

Tim Damkar segera merespons laporan dan tiba di lokasi. Biawak tersebut ditemukan bersembunyi di antara barang-barang di dapur. Petugas dengan sigap menyingkirkan barang-barang tersebut dan menggunakan alat penjepit khusus untuk menangkap biawak. Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, mulut biawak dilakban sebelum dibawa oleh petugas.

Biawak Dikembalikan ke Habitat Alami

Setelah berhasil diamankan, biawak tersebut dibawa oleh petugas Damkar dan dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya. Langkah ini diambil untuk menghindari konflik antara manusia dan satwa liar tersebut.

"Kami kembalikan ke habitat aslinya agar tidak bersinggungan dengan manusia," ujar Mujiyanto.

Kerusakan Habitat Jadi Penyebab Utama

Mujiyanto menjelaskan bahwa peningkatan frekuensi kemunculan satwa liar seperti ular dan biawak di permukiman warga disebabkan oleh kerusakan habitat alami mereka. Alih fungsi lahan dan perusakan lingkungan memaksa hewan-hewan tersebut mencari makan dan tempat berlindung di area yang dekat dengan manusia.

"Saat ini banyak binatang seperti ular dan biawak masuk ke permukiman, karena habitat aslinya telah rusak," tegasnya.

Imbauan untuk Menjaga Kelestarian Alam

Menyikapi fenomena ini, Mujiyanto mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kelestarian alam. Ia mengajak semua pihak untuk tidak melakukan tindakan yang dapat merusak lingkungan, sehingga keseimbangan ekosistem tetap terjaga.

"Karena itu, dia mengajak masyarakat untuk tidak merusak alam agar kelangsungan ekosistemnya berjalan baik," kata Mujiyanto. Kerusakan lingkungan merupakan salah satu penyebab utama konflik antara manusia dan satwa liar. Dengan menjaga alam, kita tidak hanya melindungi habitat hewan-hewan tersebut, tetapi juga mencegah terjadinya kejadian serupa di masa mendatang.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian alam:

  • Menanam pohon: Reboisasi membantu memulihkan habitat yang hilang dan menyediakan sumber makanan bagi satwa liar.
  • Mengurangi penggunaan plastik: Sampah plastik mencemari lingkungan dan dapat membahayakan hewan.
  • Mengelola sampah dengan baik: Membuang sampah pada tempatnya dan melakukan daur ulang dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
  • Tidak merusak lingkungan: Hindari penebangan liar, pembakaran hutan, dan aktivitas lain yang dapat merusak alam.
  • Mendukung organisasi konservasi: Berpartisipasi dalam kegiatan konservasi dan memberikan dukungan kepada organisasi yang peduli terhadap lingkungan.