IHSG Berakhir di Zona Merah, Kembali Berjuang di Kisaran 5.900
IHSG Berakhir di Zona Merah, Kembali Berjuang di Kisaran 5.900
Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus mengakui keunggulan sentimen negatif pasar pada penutupan perdagangan hari Rabu (9/4), setelah sempat menunjukkan harapan di sesi pembukaan. Pergerakan fluktuatif mewarnai perdagangan hari ini, dengan IHSG akhirnya terperosok kembali ke level 5.900-an.
Berdasarkan data dari RTI Business, IHSG ditutup pada level 5.967, terkoreksi sebesar 28,153 poin atau setara dengan penurunan 0,47%. Meskipun sempat dibuka dengan optimisme dan menyentuh level 6.092, IHSG gagal mempertahankan momentum positifnya. Sepanjang hari, indeks saham acuan ini bergerak dalam rentang yang cukup lebar, antara level tertinggi 6.092 dan level terendah 5.949.
Aktivitas Perdagangan Saham
Aktivitas perdagangan hari ini menunjukkan dinamika pasar yang cukup tinggi. Tercatat volume transaksi saham mencapai 17,85 miliar lembar, dengan nilai transaksi mencapai Rp11,38 triliun. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 1.085.905 kali.
Secara keseluruhan, kondisi pasar cenderung didominasi oleh sentimen negatif. Data menunjukkan bahwa 307 saham mengalami penurunan harga, sementara hanya 298 saham yang berhasil mencatatkan kenaikan. Sebanyak 188 saham lainnya tercatat stagnan.
Pergerakan IHSG Sepanjang Hari
Pada sesi istirahat siang, IHSG tercatat telah melemah sebesar 19,713 poin atau 0,33% ke level 5.976. Saat pembukaan perdagangan, IHSG sempat berada di posisi 5.978 dengan volume transaksi 855,43 juta lembar saham, nilai transaksi Rp850,01 miliar, dan frekuensi perdagangan 59.488 kali.
Penurunan IHSG ini menjadi catatan bagi para investor dan pelaku pasar untuk terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik, serta sentimen pasar yang dapat mempengaruhi pergerakan indeks saham di masa mendatang.
Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi pergerakan IHSG:
- Perkembangan ekonomi global, termasuk kebijakan moneter negara-negara maju.
- Sentimen pasar terhadap kinerja emiten.
- Fluktuasi nilai tukar Rupiah.
- Kebijakan pemerintah terkait investasi dan ekonomi.
Diharapkan dengan pemahaman yang baik terhadap faktor-faktor ini, investor dapat mengambil keputusan investasi yang lebih tepat dan bijaksana.