LPS Optimistis: Ekonomi Indonesia Jauh dari Krisis 1998, Indikator Unggulan Terus Menguat
markdown Ekonomi Indonesia saat ini menunjukkan ketahanan yang signifikan dan jauh dari kondisi krisis seperti yang terjadi pada tahun 1998. Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, menegaskan bahwa klaim yang menyatakan sebaliknya adalah tidak akurat dan tidak didasarkan pada data yang valid. Penegasan ini disampaikan dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden di Menara Mandiri, Jakarta Selatan, Selasa (8/4/2025).
Menurut Purbaya, salah satu indikator utama yang menunjukkan kesehatan ekonomi Indonesia adalah Leading Economic Index (LEI). Indeks ini berfungsi sebagai "bola kristal" yang memproyeksikan kondisi ekonomi dalam 6 hingga 12 bulan ke depan. Berbeda dengan situasi krisis sebelumnya, seperti tahun 1998, 2008, dan saat pandemi COVID-19 di tahun 2020, LEI saat ini menunjukkan tren peningkatan yang konsisten.
Data LEI yang Menggembirakan
Pada September 2020, LEI sempat mencapai titik terendah di bawah 100 poin. Namun, sejak saat itu, indeks ini terus mengalami kenaikan yang signifikan. Per Maret 2025, LEI tercatat berada di atas 150 poin, jauh melampaui level di bawah 90 poin yang tercatat pada saat krisis 1998. Kenaikan ini mengindikasikan bahwa ekonomi Indonesia berada dalam fase ekspansif, setidaknya hingga tahun depan.
"Jadi itu bola kristalnya Indonesia. Biasanya ini nggak pernah salah, ini di 2020 turun ke bawah tapi setelah itu naik ke atas, sekarang trennya naik ke atas, artinya dari Maret ini ke depan, sampai tahun depan, ekonomi kita masih ekspansif," ujar Purbaya.
Indikator Ekonomi Lainnya Juga Positif
Selain LEI, beberapa indikator ekonomi lainnya juga menunjukkan performa yang solid:
- Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan: Tumbuh 5,3% year on year (yoy) menjadi Rp 8.599,4 triliun pada Januari 2025. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 4,1% (yoy).
- Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur: Tetap berada di level ekspansif sebesar 52,4 poin pada Maret 2025, meskipun sedikit menurun dibandingkan Februari 2025 yang sebesar 53,6 poin.
- Indeks Keyakinan Konsumen (IKK): Masih berada pada level optimis sebesar 126,4 poin pada Februari 2025, meskipun sedikit menurun dibandingkan Januari 2025 yang sebesar 127,2 poin.
Berdasarkan data-data tersebut, Purbaya menegaskan bahwa anggapan tentang kembalinya krisis ekonomi seperti tahun 1998 adalah tidak berdasar dan tidak memahami kondisi ekonomi yang sebenarnya.
Kesimpulan
Dengan LEI yang terus meningkat dan didukung oleh indikator ekonomi lainnya yang positif, LPS optimis bahwa ekonomi Indonesia berada dalam jalur yang kuat dan jauh dari risiko krisis seperti yang terjadi di masa lalu. Purbaya menekankan pentingnya memahami data dan fakta sebelum membuat klaim yang dapat menyesatkan publik.