Setsubun: Ritual Pengusiran Roh Jahat dan Penyambutan Musim Semi di Jepang
Setsubun, sebuah festival yang sarat akan tradisi dan makna, menandai transisi menuju musim semi di Jepang. Lebih dari sekadar perayaan, Setsubun merupakan ritual pembersihan spiritual yang bertujuan mengusir roh-roh jahat dan membawa keberuntungan bagi tahun yang akan datang. Biasanya dirayakan pada tanggal 3 Februari, meskipun tanggalnya dapat bergeser ke tanggal 2 atau 4 Februari pada tahun-tahun tertentu. Perayaan ini telah menjadi bagian integral dari budaya Jepang sejak periode Heian (794–1185).
Asal Usul dan Makna Setsubun
Setsubun berakar pada tradisi kuno yang menggabungkan kepercayaan Shinto dan Buddha. Pada periode Heian, ritual ini dilakukan di istana kekaisaran untuk membersihkan diri dari energi negatif dan penyakit. Seiring waktu, Setsubun menyebar ke seluruh lapisan masyarakat dan menjadi perayaan yang lebih inklusif.
Inti dari Setsubun adalah kepercayaan bahwa roh-roh jahat atau oni dapat membawa kesialan dan penyakit. Oleh karena itu, ritual-ritual Setsubun dirancang untuk mengusir mereka dan menciptakan lingkungan yang positif untuk musim semi yang akan datang.
Ritual Utama Setsubun
Setsubun dimeriahkan dengan dua ritual utama:
-
Mamemaki (豆まき): Melempar Kacang
Mamemaki adalah ritual melempar kacang kedelai panggang yang menjadi ciri khas Setsubun. Tradisi ini dipercaya berasal dari periode Muromachi (1337-1573). Anggota keluarga, seringkali dipimpin oleh kepala keluarga, melempar kacang ke luar rumah atau ke arah anggota keluarga yang mengenakan topeng oni sambil meneriakkan "Oni wa soto! Fuku wa uchi!" (Roh jahat keluar! Keberuntungan masuk!).
Kacang kedelai dipilih karena dipercaya memiliki kekuatan spiritual untuk mengusir roh jahat. Selain itu, kata "mame" (kacang) terdengar mirip dengan kata yang berarti "menghancurkan setan". Setelah ritual melempar kacang, orang-orang memakan kacang sebanyak usia mereka ditambah satu, sebagai simbol untuk memastikan kesehatan dan keberuntungan di tahun mendatang.
-
Ehomaki (恵方巻): Makan Sushi Keberuntungan
Ehomaki adalah sushi gulung besar yang dimakan utuh saat Setsubun. Gulungan ini berisi tujuh bahan yang berbeda, masing-masing mewakili salah satu dari Tujuh Dewa Keberuntungan. Tujuh dewa ini adalah Ebisu, Daikokuten, Bishamonten, Benzaiten, Fukurokuju, Hotei dan Jurōjin. Bahan-bahan spesifik dalam ehomaki dapat bervariasi, tetapi biasanya termasuk sayuran, telur, dan belut atau makanan laut lainnya.
Saat memakan ehomaki, orang harus menghadap ke arah keberuntungan tahun itu ( Eho ), yang berubah setiap tahun berdasarkan siklus zodiak Tiongkok. Mereka juga harus makan dalam diam, tanpa memotong gulungan sushi, karena memotongnya dianggap memotong keberuntungan.
Perayaan Setsubun di Rumah dan Kuil
Setsubun dapat dirayakan di rumah atau di kuil. Di rumah, keluarga dapat melakukan ritual melempar kacang dan makan ehomaki bersama. Beberapa keluarga juga menghias rumah mereka dengan dekorasi Setsubun tradisional, seperti topeng oni dan ranting pohon willow yang dihiasi dengan kacang kedelai.
Kuil-kuil di seluruh Jepang juga mengadakan perayaan Setsubun yang meriah. Para pendeta dan tokoh masyarakat melempar kacang dan permen ke kerumunan orang yang berkumpul, dan banyak kuil menyelenggarakan acara dan pertunjukan khusus.
Setsubun di Masa Kini
Meskipun Setsubun adalah tradisi kuno, perayaan ini tetap relevan dan populer di Jepang modern. Banyak orang Jepang berpartisipasi dalam ritual Setsubun setiap tahun, baik di rumah maupun di kuil. Perayaan ini berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya membersihkan diri dari energi negatif dan menyambut keberuntungan untuk tahun yang akan datang. Setsubun adalah kesempatan untuk merenungkan tahun sebelumnya, melepaskan penyesalan, dan menyambut musim semi dengan harapan dan optimisme yang baru.
Perayaan ini bukan hanya tentang ritual keagamaan, tetapi juga tentang kebersamaan dan kegembiraan. Keluarga dan teman-teman berkumpul untuk merayakan, berbagi makanan, dan menikmati suasana festival. Setsubun adalah waktu untuk menghargai tradisi Jepang dan memperkuat ikatan komunitas.
Setsubun terus menjadi bagian penting dari budaya Jepang. Festival ini memberikan kesempatan untuk merayakan musim semi, mengusir roh jahat, dan mendoakan keberuntungan. Dengan tradisi yang kaya dan makna yang mendalam, Setsubun akan terus dirayakan di Jepang selama bertahun-tahun yang akan datang.