Kebijakan Kontroversial Trump Ancam Industri Pariwisata AS: Proyeksi Kerugian Capai Ratusan Triliun Rupiah

Dampak Kebijakan Trump Terhadap Pariwisata AS: Analisis Mendalam

Kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump, terutama pada periode kedua masa jabatannya, memicu kekhawatiran serius terhadap industri pariwisata Amerika Serikat. Proyeksi terbaru menunjukkan potensi penurunan signifikan dalam jumlah wisatawan mancanegara, yang berujung pada kerugian ekonomi yang substansial.

Menurut data dari Tourism Economics, firma riset terkemuka, kunjungan wisatawan ke AS diperkirakan akan merosot sebesar 5,1 persen. Penurunan ini akan berdampak langsung pada belanja perjalanan, yang diproyeksikan turun hingga 11 persen. Akibatnya, Amerika Serikat berpotensi mengalami kerugian hingga 18 miliar dollar AS atau sekitar Rp 304 triliun pada tahun 2025. Angka ini mengkhawatirkan, menandakan potensi kemunduran besar bagi sektor pariwisata yang selama ini menjadi salah satu penyumbang utama pendapatan negara.

Penurunan Minat dan Persepsi Negatif

Penurunan minat wisatawan tidak hanya didorong oleh kebijakan-kebijakan yang secara langsung mempengaruhi perjalanan, tetapi juga oleh perubahan persepsi global terhadap Amerika Serikat. Survei dari YouGov, firma riset pasar dan analisis data asal Inggris, menunjukkan penurunan drastis dalam daya tarik AS di mata warga Eropa. Di tujuh negara Eropa utama, pandangan positif terhadap Amerika Serikat telah turun antara 6 hingga 28 poin persentase sejak Trump menjabat kembali.

Denmark menjadi negara dengan penurunan opini paling tajam, di mana hanya 24 persen warganya yang memiliki pandangan positif terhadap AS, anjlok dari 48 persen pada Agustus 2024. Negara-negara lain seperti Swedia, Jerman, Prancis, dan Inggris juga menunjukkan penurunan signifikan, dengan hanya sekitar sepertiga responden yang memandang positif Amerika Serikat. Italia dan Spanyol menunjukkan angka yang sedikit lebih baik, masing-masing 42 persen dan 43 persen, namun tetap menunjukkan tren penurunan.

Dampak pada Agen Perjalanan dan Industri Tur

Kondisi ini telah dirasakan langsung oleh para pelaku industri pariwisata, termasuk agen perjalanan. Perusahaan tur di Kanada melaporkan pembatalan pemesanan perjalanan ke AS hingga 30 persen. Beberapa negara Eropa bahkan mengeluarkan saran kepada warganya untuk menghindari kunjungan ke Amerika Serikat, semakin memperburuk situasi.

CEO Komisi Perjalanan Eropa, Eduardo Santander, mengakui bahwa pasar Amerika tetap menjadi landasan penting bagi pariwisata Eropa. Namun, ia juga menekankan bahwa para pakar pariwisata tengah bersiap menghadapi perubahan di masa mendatang. Gyawali, pendiri socialtours, sebuah operator perjalanan berbasis di Kathmandu, menyerukan agar industri perjalanan mengambil sikap lebih proaktif untuk beradaptasi dengan tantangan baru yang mempengaruhi wisatawan dan bisnis.

Reaksi Warga AS dan Tantangan Adaptasi

Tidak hanya wisatawan asing yang merasa enggan untuk berkunjung ke AS, warga negara Amerika sendiri juga merasakan dampak dari kebijakan dan tindakan pemerintahan Trump. Beberapa warga AS dilaporkan merasa takut dan ragu untuk bepergian ke luar negeri karena khawatir akan reaksi keras dari masyarakat dunia. Mereka harus menyesuaikan diri dengan persepsi baru tentang AS dan warganya, termasuk dalam hal tarif, perlakuan terhadap sekutu, dan isu-isu geopolitik lainnya.

Strategi Adaptasi dan Prospek Masa Depan

Industri pariwisata global tengah berupaya untuk beradaptasi dengan perubahan lanskap politik dan sosial yang dipicu oleh kebijakan-kebijakan kontroversial. Ethical Travel Portal Norway, sebuah perusahaan tur yang bermitra dengan Gyawali, juga tengah bersiap menghadapi pembatalan dari klien mereka di AS. Upaya-upaya adaptasi ini menjadi krusial untuk menjaga keberlangsungan industri pariwisata di tengah ketidakpastian global.

Masa depan pariwisata Amerika Serikat sangat bergantung pada kemampuan pemerintah dan para pelaku industri untuk mengatasi tantangan yang ada. Diperlukan strategi yang komprehensif untuk memulihkan citra positif AS di mata dunia, serta menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi para wisatawan.

Daftar Poin Utama:

  • Penurunan kunjungan wisatawan ke AS diperkirakan mencapai 5,1 persen.
  • Kerugian ekonomi akibat penurunan pariwisata diproyeksikan mencapai Rp 304 triliun pada tahun 2025.
  • Opini positif terhadap AS menurun drastis di Eropa, terutama di Denmark.
  • Agen perjalanan melaporkan pembatalan pemesanan perjalanan ke AS hingga 30 persen.
  • Warga AS juga merasa enggan bepergian ke luar negeri karena persepsi negatif.
  • Industri pariwisata global berupaya beradaptasi dengan perubahan lanskap politik dan sosial.