Indonesia Tawarkan Insentif untuk Produk AS Guna Hindari Tarif Impor Balasan

Indonesia Berupaya Hindari Tarif Impor Balasan AS Melalui Insentif dan Negosiasi

Jakarta, Indonesia - Pemerintah Indonesia tengah mengambil langkah proaktif untuk menghindari penerapan tarif impor balasan (resiprokal) dari Amerika Serikat yang dijadwalkan berlaku pada 9 April 2025. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, telah menyampaikan kepada Duta Besar AS untuk Indonesia, Kamala S. Lakhdhir, mengenai rencana pemberian insentif fiskal dan nonfiskal untuk mendorong impor produk-produk Amerika ke Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat menjaga daya saing produk ekspor Indonesia di pasar AS sekaligus mencegah perang dagang.

Airlangga menegaskan bahwa Indonesia memilih jalur negosiasi daripada pembalasan (retaliasi), sejalan dengan sikap negara-negara ASEAN lainnya. Upaya negosiasi akan difokuskan pada revitalisasi Indonesia-US Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) yang telah berjalan sejak tahun 1996. TIFA diharapkan menjadi platform strategis untuk membahas berbagai isu perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan.

Strategi Negosiasi dan Deregulasi

Sebagai bagian dari strategi negosiasi, pemerintah Indonesia akan menempuh beberapa kebijakan strategis, di antaranya:

  • Deregulasi Non-Tariff Measures (NTMs): Relaksasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk sektor informasi dan komunikasi dari perusahaan-perusahaan AS seperti GE, Apple, Oracle, dan Microsoft.
  • Evaluasi Kebijakan Larangan dan Pembatasan: Pemerintah akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan larangan dan pembatasan impor untuk memastikan tidak menghambat perdagangan yang adil.
  • Percepatan Sertifikasi Halal: Mempercepat proses sertifikasi halal untuk produk-produk Amerika yang ingin memasuki pasar Indonesia.

Airlangga juga menekankan bahwa pemerintah akan tetap mengutamakan kepentingan nasional dalam setiap kebijakan yang diambil. Tujuan utamanya adalah menyeimbangkan neraca perdagangan antara kedua negara secara berkelanjutan. Diskusi dengan Duta Besar AS juga mencakup langkah-langkah kebijakan spesifik untuk mencapai keseimbangan tersebut.

Dukungan Kedutaan Besar AS

Duta Besar Kamala S. Lakhdhir menyambut baik inisiatif Indonesia untuk melakukan negosiasi. Ia menyatakan bahwa Kedutaan Besar AS di Jakarta berkomitmen untuk memfasilitasi komunikasi dan negosiasi antara pemerintah Indonesia dan pihak-pihak terkait di Amerika Serikat. Kedutaan Besar AS telah berkomunikasi dengan Secretary of Commerce dan United States Trade Representatives (USTR) mengenai rencana negosiasi Indonesia. Mereka siap mengatur pertemuan dengan pihak-pihak strategis lainnya jika diperlukan.

Langkah-langkah yang diambil Indonesia menunjukkan keseriusan dalam menjaga hubungan dagang yang baik dengan Amerika Serikat dan menghindari dampak negatif dari potensi tarif impor balasan. Dengan kombinasi insentif, deregulasi, dan negosiasi intensif, Indonesia berharap dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua negara.