Rano Karno Tegaskan Pengerukan Kali Jakarta Murni Antisipasi Banjir, Bukan 'Kosmetik'
Jakarta, Ibu Kota Indonesia, terus berbenah diri dalam menghadapi tantangan banjir yang kerap melanda. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, baru-baru ini menegaskan bahwa program pengerukan kali dan waduk yang tengah gencar dilakukan di seluruh wilayah Jakarta bukanlah sekadar upaya pencitraan atau 'kosmetik' semata. Penegasan ini disampaikan di Balai Kota Jakarta, Rabu (9/4/2025), sebagai respons terhadap berbagai spekulasi yang muncul di tengah masyarakat.
Rano Karno menjelaskan bahwa inisiatif pengerukan ini didasari oleh perhitungan matang dan proyeksi cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan banjir besar di Jakarta. "Memang kami sudah hitung Jakarta akan menghadapi hujan deras dan yang khawatir pasti banjir. Kami bersyukur dengan pengerukan kali, banjir walaupun terjadi, tapi tidak sebesar yang kami prediksi," ujarnya. Dengan kata lain, program pengerukan ini merupakan langkah proaktif pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi dampak buruk banjir bagi warga dan infrastruktur kota.
Lebih lanjut, Rano Karno mengumumkan bahwa program pengerukan kali dan waduk akan terus berlanjut hingga 30 Agustus 2025. Komitmen ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menanggulangi masalah banjir secara berkelanjutan, bukan hanya sebagai respons sesaat terhadap kondisi darurat. Pengerukan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas tampung air di sungai dan waduk, sehingga mengurangi risiko luapan air ke permukiman warga.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta telah mengerahkan lebih dari 1.000 petugas gabungan untuk melaksanakan pengerukan di 17 sungai utama yang melintasi Jakarta. Petugas yang terlibat berasal dari berbagai instansi, termasuk:
- Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta
- Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU)
- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
Rano Karno menjelaskan, pelibatan personel gabungan ini bertujuan untuk mempercepat proses pengerukan dan memastikan efektivitas program. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga mengerahkan alat berat dan alat pendukung lainnya, termasuk 122 unit alat berat dan 84 unit alat pendukung lainnya.
Pengerukan sungai secara serentak dimulai pada Minggu, 23 Februari 2025, ditandai dengan apel kesiapan di Taman Waduk Pluit, Jakarta Utara, yang dipimpin langsung oleh Rano Karno. Pemilihan Waduk Pluit sebagai lokasi apel menunjukkan pentingnya waduk ini sebagai salah satu infrastruktur kunci dalam pengendalian banjir di Jakarta. Waduk Pluit berfungsi sebagai penampung air hujan dan pengendali banjir, sehingga kondisinya harus selalu optimal.
Dengan berbagai upaya yang telah dan akan terus dilakukan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berharap dapat mengurangi risiko banjir secara signifikan dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi seluruh warga Jakarta. Pengerukan kali dan waduk bukan hanya sekadar program fisik, tetapi juga wujud komitmen pemerintah dalam melindungi warga dari bencana alam.