Atasi Aroma Tak Sedap di Malioboro, Pemkot Yogyakarta Pertimbangkan Penggunaan Popok Kuda
Pemerintah Kota Yogyakarta tengah berupaya mencari solusi komprehensif untuk mengatasi keluhan warga dan wisatawan terkait aroma tidak sedap yang kerap tercium di kawasan Malioboro. Aroma tersebut diduga kuat berasal dari urine dan feses kuda penarik andong yang beroperasi di sepanjang jalan utama pusat kota tersebut.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengungkapkan keprihatinannya setelah melakukan inspeksi langsung ke lapangan. Ia mendapati sejumlah titik di sepanjang jalur andong masih terdapat kotoran kuda yang tercecer. Kondisi ini, menurutnya, sangat mengganggu kenyamanan dan estetika kawasan Malioboro sebagai ikon pariwisata Yogyakarta.
"Setelah pengecekan, ternyata masih banyak ditemukan kotoran kuda yang tercecer. Ini tentu menjadi masalah yang perlu segera diatasi," ujar Hasto.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Hasto menginstruksikan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelola Kawasan Cagar Budaya untuk segera melakukan perbaikan sistem penampungan kotoran dan urine kuda. Ia bahkan melontarkan ide inovatif, yaitu penggunaan semacam "popok" khusus untuk kuda-kuda andong.
"Saya memikirkan bagaimana penerapan 'pampers' untuk kuda-kuda andong di Malioboro ini. Ide ini penting untuk dikaji lebih lanjut," imbuhnya.
Lebih lanjut, Hasto menekankan perlunya kajian mendalam untuk menemukan solusi yang paling efektif dan efisien. Ia berharap, dengan adanya kajian ini, masalah urine kuda yang mengotori jalanan dapat teratasi secara permanen.
Sementara itu, Kepala UPT Pengelola Kawasan Cagar Budaya, Ekwanto, menyatakan bahwa pihaknya telah berupaya maksimal untuk menjaga kebersihan kawasan Malioboro. Pembersihan rutin, termasuk penyemprotan disinfektan dan sabun, dilakukan secara berkala di area yang terkena kotoran kuda.
"Kami secara rutin membersihkan area yang terkena kotoran kuda dengan sabun dan disinfektan agar benar-benar bersih," jelas Ekwanto.
Ekwanto juga mengimbau kepada seluruh kusir andong untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab dalam menjaga kebersihan kuda masing-masing. Ia meminta para kusir untuk lebih cermat dalam mengelola kotoran kuda dan memastikan area operasional andong tetap bersih dan nyaman bagi wisatawan.
"Kami mengimbau kepada para kusir andong untuk selalu membersihkan kotoran kuda dan menjaga kebersihan area operasional andong. Evaluasi kebersihan harus dilakukan setiap hari agar kawasan Malioboro tetap terjaga kebersihannya," pungkasnya.
Berikut adalah beberapa poin penting yang menjadi fokus Pemkot Yogyakarta dalam mengatasi masalah aroma tidak sedap di Malioboro:
- Perbaikan sistem penampungan kotoran dan urine kuda: Pemkot Yogyakarta akan mengevaluasi dan memperbaiki sistem penampungan kotoran dan urine kuda agar tidak mencemari lingkungan.
- Kajian penggunaan 'popok' kuda: Ide penggunaan 'popok' kuda akan dikaji lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas dan kelayakannya.
- Peningkatan kesadaran kusir andong: Pemkot Yogyakarta akan terus mengedukasi dan mengimbau para kusir andong untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab dalam menjaga kebersihan kuda masing-masing.
- Pembersihan rutin dan berkala: UPT Pengelola Kawasan Cagar Budaya akan terus melakukan pembersihan rutin dan berkala di area yang terkena kotoran kuda.
Diharapkan dengan upaya-upaya ini, masalah aroma tidak sedap di Malioboro dapat segera teratasi dan kawasan wisata ini dapat kembali nyaman dan menyenangkan bagi seluruh pengunjung.