Pemkot Yogyakarta Jajaki Potensi Tamansiswa untuk Sekolah Rakyat Akibat Keterbatasan Lahan

Pemkot Yogyakarta Jajaki Potensi Tamansiswa untuk Sekolah Rakyat Akibat Keterbatasan Lahan

YOGYAKARTA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta tengah menghadapi tantangan signifikan dalam mewujudkan rencana pendirian Sekolah Rakyat (SR) yang ideal. Keterbatasan lahan menjadi kendala utama, mengingat konsep SR membutuhkan area yang cukup luas, idealnya sekitar 5 hektare, untuk menampung fasilitas pendidikan serta asrama (boarding school).

Menyikapi persoalan ini, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, melontarkan gagasan inovatif dengan menjajaki potensi pemanfaatan lahan milik lembaga pendidikan Tamansiswa. Usulan ini muncul sebagai solusi alternatif di tengah sulitnya mencari lahan kosong yang memenuhi kriteria yang dibutuhkan untuk SR.

"Yogyakarta ini kan sangat terbatas lahannya. Sementara, Sekolah Rakyat yang kita impikan itu butuh lahan yang cukup luas, sekitar lima hektare, dan dilengkapi dengan fasilitas boarding school. Oleh karena itu, kami telah membentuk tim kecil yang bertugas untuk menjalin komunikasi intensif dengan pihak Tamansiswa," ujar Hasto Wardoyo usai rapat di DPRD Kota Yogyakarta, Rabu (9/3/2025).

Wali Kota Hasto menjelaskan bahwa ide ini tercetus setelah memperoleh informasi mengenai luasnya lahan yang dimiliki Tamansiswa, sementara jumlah siswa yang menempuh pendidikan di sana relatif tidak terlalu banyak. Ia menekankan bahwa usulan ini bersifat sukarela dan sangat bergantung pada persetujuan dari pihak Tamansiswa.

"Ini semua tergantung pada kesediaan dari pihak Tamansiswa. Jika mereka menyambut baik ide ini, Pemkot Yogyakarta siap memberikan dukungan penuh untuk mewujudkan Sekolah Rakyat di Tamansiswa," tambahnya.

Lebih lanjut, Hasto Wardoyo meyakini bahwa integrasi Tamansiswa ke dalam sistem Sekolah Rakyat akan memberikan dampak positif yang signifikan. Selain mengatasi masalah keterbatasan lahan, langkah ini juga akan memperkuat identitas keistimewaan Yogyakarta sebagai kota pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya.

Nilai-nilai Luhur Tamansiswa

Tamansiswa dikenal sebagai lembaga pendidikan yang menginternalisasikan nilai-nilai luhur dalam proses pembelajaran, seperti:

  • Ing Ngarso Sung Tulodo: Memberikan contoh yang baik.
  • Ing Madya Mangun Karso: Membangun semangat dan motivasi.
  • Tut Wuri Handayani: Memberikan dorongan dan dukungan.

"Dengan menjadikan Tamansiswa sebagai Sekolah Rakyat, kita tidak hanya melestarikan warisan budaya Ki Hadjar Dewantara, tetapi juga mengukuhkan status Yogyakarta sebagai kota yang istimewa," tegas Hasto Wardoyo.

Meskipun demikian, Hasto Wardoyo menegaskan bahwa keputusan akhir berada di tangan pengurus Tamansiswa. Pemkot Yogyakarta tidak akan memaksakan kehendak dan menghormati sepenuhnya otonomi lembaga pendidikan tersebut.

"Jika Tamansiswa berkenan, kami akan all-out membantu proses pengajuan ke Kementerian Sosial agar dapat diresmikan sebagai Sekolah Rakyat. Dengan demikian, fasilitas boarding school dapat dinikmati secara gratis, mulai dari jenjang SD hingga SMK. Tentu ini akan menjadi terobosan yang luar biasa," pungkasnya.

Usulan ini masih dalam tahap penjajakan dan negosiasi. Jika terealisasi, Sekolah Rakyat Tamansiswa diharapkan menjadi model pendidikan inklusif yang berkualitas dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.